Rakyat Mengeluh, Jokowi Diminta Telusuri Bengkaknya Tagihan Listrik

Petugas PLN memeriksa meteran listrik.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Melonjaknya tagihan listrik beberapa waktu terakhir, menjadi keluhan masyarakat di Tanah Air. Namun, Juru Bicara Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia menilai, tidak ada kenaikan tarif listrik seperti dikeluhkan warga beberapa waktu terakhir.

Angkie justru menilai wajar jika ada kenaikan tagihan, sebab konsumsi listrik jauh lebih banyak saat masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah, terutama selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pengendalian wabah virus corona.

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, meminta agar pihak Istana lebih mendengarkan keluhan rakyat. Istana diminta menelusuri kebenarannya dan tidak hanya percaya pada satu keterangan saja.

"Ini sebenarnya bukan soal bela membela sih. Lebih baik istana telusuri lagi aja yang benar," kata Jansen dalam akun twitternya, @Jansen_jsp yang dikutip, Rabu 10 Juni 2020

Menurut Jansen, jika memang tidak ada kenaikan tarif listrik, tidak mungkin rakyat mengeluhkan adanya kenaikan. Terlebih keluhan ini datang secara serentak dari Rakyat Indonesia, bukan hanya dari satu atau dua orang saja.

"Tak mungkin orang teriak bersamaan jika tidak ada hal aneh yang dirasakan. Apalagi di tengah ekonomi sulit begini, orang pasti lebih detail dengan keuangan dan pengeluaran," ujar Jansen.

Diberitakan sebelumnya, Manajer PLN UP 3 Depok, Eka Prastawa, memberi penjelasan terkait aksi protes sejumlah warga atas lonjakan jumlah tagihan biaya listrik mereka. 

Saat ini, PLN Depok masih yakin lonjakan tagihan murni akibat tingginya pemakaian pelanggan dan bukan karena ada kenaikan tarif.

Dia menegaskan bahwa pihaknya tidak menaikkan tarif listrik. PLN juga tidak ada subsidi silang yang berkaitan dengan bantuan pemerintah daya 450 va atau pun 900 va yang sudah diumumkan oleh pemerintah mendapatkan gratis atau diskon 50 persen.

>