BPBD Jabar Ungkap Hasil Observasi Penyebab Banjir Bandang Sukabumi

Banjir Bandang Sukabumi
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat masih menangani warga yang terdampak akibat banjir bandang di Sukabumi awal pekan ini. Peristiwa itu terjadi karena volume sungai Citarik-Cipeuncit membludak dan yang menerjang 12 desa di 3 kecamatan, Kabupaten Sukabumi.

Dari observasi ke lapangan, tim gabungan menemukan temuan penyebab terjadinya terjangan banjir bandang. Observasi pun dilakukan mulai dari hulu.

"Hasil pemantauan Tim Kodim ke Hulu, embung alami jebol karena debit air dan material pohon yang terbawa banjir bandang bukan pohon tua rapuh atau pembalakan liar," ujar Manajer Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Budi Away Budiman, Kamis 24 September 2020.

Baca juga: Prasasti Soe Hok Gie Dipasang di Puncak Tertinggi Tanah Jawa

Budi menjelaskan, pembersihan material di desa - desa terdampak masih berlangsung secara manual dan alat berat. Dua unit Dump Truck untuk pengankutan material pun disediakan. 

"Warga terdampak rumah RB (rusak berat) mengungsi di sanak family, namun tenda pengungsi dan perangkatnya tetap standby di posko, pendataan pun terus berjalan," katanya.

Penanganan banjir bandang ini disertai dengan status tanggap darurat dengan SK Tanggap Darurat nomor 360/Kep.752-BPBD/2020. SK itu menetapkan status keadaan darurat penanganan bencana banjir bandang di wilayah kecamatan Cicurug, Cidahu dan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi dengan masa berlaku 7 hari sampai 27 September 2020.

"Saat ini penanganan masih terfokus di pencarian korban hilang, assessment, pemenuhan kebutuhan pengungsi, pembukaan akses jalan dan pembersihan material," ungkapnya.
 
"Secara umum penanganan darurat banjir bandang berjalan cukup baik, kepedulian pemerintah daerah Kabupaten maupun provinsi nyata adanya, dengan melibatkan dunia usaha, keikutsertaan relawan dan komunitas," tambahnya. (ren)