Menteri ESDM Sebut RI Mulai Pertimbangkan Penggunaan Energi Nuklir

Menteri ESDM Arifin Tasrif
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/Tangkapan layar

VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kebijakan energi global yang sedang berkembang merupakan transisi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT) yang minim emisi dan ramah lingkungan demi mencapai target net zero emission.

Dalam hal ini, Arifin memastikan bahwa Indonesia juga telah menyiapkan peta jalan (roadmap) transisi energi menuju net zero emission periode 2021 sampai 2060.

"Salah satu strategi utama yang akan dilakukan antara lain yakni opsi penggunaan nuklir yang direncanakan akan dimulai di tahun 2045, dengan kapasitas hingga mencapai 35 Gigawatt (GW) di tahun 2060," kata Arifin dalam telekonferensi di webinar "Indonesia Pathway to Net Zero Emission-Energy Transition" yang diselenggarakan oleh Kadin Indonesia, Kamis, 21 Oktober 2021.

Strategi lainnya di dalam peta jalan transisi energi itu pengembangan energi baru terbarukan secara masif serta upaya retirement (pensiun) pembangkit listrik tenaga fosil yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan umur pembangkit. "Atau bahkan bisa (pensiun) lebih cepat dengan mekanisme yang tepat," ujarnya.

Selain itu, Arifin mengatakan bahwa pemerintah akan berupaya mengoptimalkan pemanfaatan energy storage, seperti battery energy storage system dan lain sebagainya, secara bertahap mulai tahun 2031.

Hal itu seiring upaya lain berupa peningkatkan keandalan jaringan dengan membangun konektivitas di dalam maupun antarpulau, serta mengembangkan implementasi smart grid dan smart meter.

Pembangkit nuklir

Photo :
  • www.commuteroutrage.com

Hingga akhirnya, katanya, upaya-upaya itu juga harus dilengkapi dengan langkah transformasi lainnya melalui substitusi penggunaan energi, dengan jalan intensifikasi kompor listrik dan pembangunan jaringan gas rumah tangga.

"Kita juga mendorong penggunaan kendaraan listrik dengan target menghentikan penjualan motor konvensional di tahun 2040 dan mobil konvensional di tahun 2050, serta penyediaan transportasi umum yang lebih masif," ujarnya.