MUI: 3 M Tak Cukup Lagi Cegah Penyebaran COVID-19

Petugas Taman Margasatwa Ragunan, memasang spanduk sosialisasi memakai masker.
Sumber :
  • ANTARA/HO-Taman Margasatwa Ragunan

VIVA - Ketua Komisi Informasi Majelis Ulama Indonesia, Mabroer MS, menyatakan bahwa gerakan 3 M sudah tidak cukup lagi dalam mencegah penyebaran COVID-19. Oleh karena itu, kini dia mengimbau untuk mulai menerapkan 5 M.

“Kalau di MUI ada 5 M, bukan 3 M lagi. Tidak cukup hanya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tetapi ditambahkan dengan menaati ulama dan menaati umara,” kata Mabroer di Jakarta, dikutip pada Senin, 8 November 2021.

Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Photo :
  • VIVA/Anwar Sadat

Mitra Strategis

Mabroer mengatakan sinergi antara ulama dan umara (pemerintah) bukan sekedar partner melainkan mitra strategis.

Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan MUI sepakat bahwa diperlukan pendekatan melalui agama terkait percepatan diseminasi informasi mengenai penanggulangan COVID-19. Tak hanya itu, diseminasi informasi juga diharapkan mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional demi pencapaian target yang diharapkan Bersama.

Saling Mendukung

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo, Usman Kansong, menyatakan bahwa semua pihak harus yakin dan percaya bahwa dengan saling bergandengan tangan dan saling mendukung, kesepakatan itu dapat berjalan dengan baik. Begitu juga program vaksinasi dan program terus menjaga protokol kesehatan bisa berjalan dengan baik.

Penerapan Protokol Kesehatan di Tempat Ibadah

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Pemerintah terus berupaya untuk mendorong pihak swasta, organisasi kemasyarakatan, para tokoh masyarakat, tokoh adat, ulama dan seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta membantu pemerintah melakukan diseminasi massal. Terutama penyebaran informasi tentang program vaksinasi maupun upaya mengajak masyarakat menjaga protokol kesehatan bisa berlangsung dengan baik.

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian komunikasi dan Informatika, bahwa komunikasi sosial dalam hal ini dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, influencer, Pramuka, maupun Satpol PP menjadi hal yang sangat penting dalam upaya mencegah penularan COVID-19.