Demo 11 April: Perang tagar #MahasiswaBergerak dan #SayaBersamaJokowi

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Perang opini terjadi di media sosial Twitter berwujud tagar #MahasiswaBergerak versus #SayaBersamaJokowi menjelang aksi demonstrasi mahasiswa yang mendesak Presiden Joko Widodo menolak wacana perpanjangan jabatan atau penundaan pemilu, di Jakarta pada Senin (11/04).

Kemunculan kedua tagar itu berlangsung seiring dengan rangkaian demonstrasi mahasiswa pada awal April 2022 di beberapa daerah guna menentang wacaran penundaan pemilu seperti di Makassar, Kediri, Palembang, Bogor, Semarang, dan wilayah lainnya.

Berdasarkan sistem monitor media sosial Drone Emprit, kedua tagar itu mulai muncul dan trending sejak Sabtu (09/04), diawali dengan tagar #MahasiswaBergerak lalu diikuti #SayaBersamaJokowi.

#SayaBersamaJokowi sempat menjadi top trending topik pertama di Indonesia dengan sekitar 136.000 mentions dari 11.700 pengguna, mengalahkan #MahasiswaBergerak sebesar 84.900 mentions dengan 14.900 pengguna.

"Jadi memang ada prakondisi sebelum demo. Sebelumnya 7 April ada klaster yang membentuk #TurunkanJokowi, tapi kemudian turun dan itu bukan dari mahasiswa. Lalu muncul #MahasiswaBergerak dari klaster yang sama. Ini dilawan kontra-narasi oleh kubu mendukung Jokowi #SayaBersamaJokowi," kata Ismail Fahmi dari Drone Emprit, Senin (11/04).

https://twitter.com/ismailfahmi/status/1513088224612130822

Ismail mengatakan, #TurunkanJokowi dibentuk oleh klaster warganet yang selama ini mengidentifikasikan diri sebagai oposisi atau mengkritik pemerintah - sama dengan #SayaBersamaJokowi yang berasal dari akun-akun pro-pemerintahan.

Baca juga:

"Tagar itu bukan dibangun oleh mahasiswa karena mereka di Twitter tidak terlalu aktif. Mereka lebih aktif di Instagram," katanya.

https://twitter.com/ismailfahmi/status/1513088018021707779

Dalam klaster #MahasiswaBergerak terdapat lebih dari 3.500 akun yang hanya memiliki 0-3 pengikut, lebih besar dari klaster #SayaBersamaJokowi sebesar 1.900 akun.

Sementara, terdapat 309 akun baru dibuat 6 April lalu dalam #MahasiswaBergerak, lebih banyak dari #SayaBersamaJokowi sebesar 183 akun.

Ismail menambahkan, menurut analisis bot, klaster #MahasiswaBergerak memiliki nilai 2.05, lebih besar dari klaster #SayaBersama Jokowi dengan 1.74.

"Semakin tinggi score, semakin besar bot atau akun yang berprilaku seperti bot," ujarnya.

Ismail mengatakan, pertarungan tagar ini bertujuan untuk mempengaruhi opini publik terkait wacana perpanjangan jabatan presiden.

"Opini ini dibangun agar viral lalu muncul di pemberitaan media massa seperti online, radio, dan televisi, bisa menjadi berita nasional.

"Menurut survei hanya 14% publik mendapatkan info dari medsos, 70% lainnya dari media massa. Jadi harapannya memang menjadi viral dan masuk media massa sehingga menjangkau lebih luas 70% masyarakat," sebutnya.

Apa isi komentar mereka?

Dalam dua klaster ini, analisis Drone Emprit, terdapat beberapa akun yang aktif memposting gambar, video hingga tulisan untuk memarakkan perebutan opini masyarakat.

Dari klaster #MahasiswaBergerak, akun yang aktif adalah @DoAdam68 dengan lebih dari 21,700 retweet, lalu diikuti akun @Jens_vista, @LastRevolter dan akun-akun lainnya. Di antaranya adalah:

https://twitter.com/Jens_vista/status/1512477723989475332

https://twitter.com/Sijon_101/status/1513278168245084160

https://twitter.com/PanciBozz/status/1512436876418105344

Sementara akun yang aktif dari klaster #SayaBersamaJokowi adalah @HusainShihab dengan 3.600 retweet, lalu diikuti oleh @Rnapitupulu15, @YRadianto dan akun lainnya. Di antaranya adalah:

https://twitter.com/ShenoWirang/status/1512840808307003398

https://twitter.com/YRadianto/status/1513146465517912065

Sementara itu, emosi yang paling dominan dalam klaster #MahasiswaBergerak, kata Ismail, adalah harapan agar mahasiswa aman selama demo, sementara sisi lain adalah kemarahan pada mahasiswa yang mau demo menurunkan Jokowi.

Padahal Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Kaharuddin, menegaskan aksi demonstrasi ini bukan ditujukan untuk menggulingkan Presiden Jokowi menyusul beredarnya poster yang mengatasnamakan BEM SI dan mencantumkan tagar turunkan Jokowi di media sosial.

`Memanipulasi persepsi publik`

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, mengatakan, sosial media seperti Twitter memiliki kekuatan yang sangat besar dalam membentuk hingga memanipulasi opini, persepsi, sikap hingga perilaku masyarakat terhadap suatu isu, seperti dinamika politik.

"Oleh karena itu para aktor politik selalu memanfaatkan media sosial sebagai media untuk membangun persepsi," katanya.

Baca juga:

Emrus menilai, dari sisi politik, #MahasiswaBergerak merupakan sikap antitesis dan penolakan warganet atas wacana dari perpanjangan jabatan presiden, dengan cara mendukung mahasiswa untuk melakukan demonstrasi.

Sedangkan, #SayaBersamaJokowi adalah representasi bahwa banyak masyarakat yang tetap mendukung Jokowi sekalipun ada kekurangan dan kelebihannya, termasuk dalam wacana penundaan pemilu.

"Komunikasi media sosial ini agar masyarakat tergiring mengikuti dan terpengaruh sesuai keinginan aktor politik dengan memanipulasi persepsi publik," katanya.

Jokowi: Pemilu tetap akan dilaksanakan 2024

Dalam rapat terbatas di Istana yang digelar hari Minggu (10/4), Presiden Joko Widodo meminta jajarannya menyampaikan kepada masyarakat bahwa pelaksanaan pemilu akan tetap dilaksanakan pada 14 Februari 2024 dan Pilkada serentak dilaksanakan pada 27 November 2024.

"Ini perlu dijelaskan jangan sampai nanti muncul spekulasi-spekulasi dan isunya beredar di masyarakat bahwa pemerintah tengah berupaya untuk melakukan penundaan pemilu atau perpanjangan jabatan. "Karena jelas kita telah sepakat pemilu dilaksanakan 14 Februari, " ujar Presiden Jokowi.

Wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi perbincangan publik setelah diutarakan oleh beberapa ketua umum partai koalisi pemerintah.

Wacana ini semakin bergelora ketika Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku mempunyai big data bahwa terdapat 110 dukungan atas penundaan pemilu - walaupun saat diminta untuk dibuka ke publik, data itu disebut bersifat internal.

[removed]!function(s,e,n,c,r){if(r=s._ns_bbcws=s._ns_bbcws||r,s[r]||(s[r+"_d"]=s[r+"_d"]||[],s[r]=function(){s[r+"_d"].push(arguments)},s[r].sources=[]),c&&s[r].sources.indexOf(c)<0 t=e.createElement(n);t.async t.src=c;var a=e.getElementsByTagName(n)[0];a[removed].insertBefore(t,a),s[r].sources.push(c)}}(window,document,>