Keluarga Minta Jenazah Korban Tragedi Kanjuruhan Diautopsi

Puluhan siswa memanjatkan doa bersama untuk seluruh korban tragedi Kanjuruhan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)

VIVA Nasional – Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri melakukan pendalaman fakta atas tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu. Mereka kembali mendatangi Stadion Kanjuruhan, Malang pada Kamis, 13 Oktober 2022.

Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Andi Rian Djajati bahkan turun mengawal langsung pendalaman ini. Dia ingin mengecek sejumlah titik di Stadion Kanjuruhan, Malang. Terutama pintu-pintu di gate yang diinformasikan terkunci saat tragedi Kanjuruhan terjadi.

"Kami mengecek aja stadionnya. Saya lagi bantu Inafis untuk mengecek. Yang dicek mulai pintu-pintu gate itu kan dikunci itu. Tim inafis saja," kata Andi.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Andi Rian Djajadi menyampaikan keterangan pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (3/8/2022) malam.

Photo :
  • ANTARA/Laily Rahmawaty.

Andi menyangkal kedatangannya bersama Inafis untuk melakukan pra rekonstruksi. Menurutnya, untuk melakukan pra rekonstruksi tim Mabes Polri pasti akan melibatkan tim Polda Jawa Timur.

"Belum (pra rekonstruksi), tim Polda belum ikut. Mabes (Polri) aja. Masih pendalaman-pendalaman fakta," ujar Andi.

Permintaan Autopsi

Andi mengungkapkan perkembangan terbaru saat ini adalah permintaan autopsi oleh dua keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Dua keluarga ini menginginkan ada autopsi melalui Menko Polhukam Mahfud MD.

Gate 13 Stadion Kanjuruhan jadi lokasi yang disorot pada Tragedi Kanjuruhan

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya

"Autopsi mungkin Minggu depan. Jadi ada orang tuanya yang minta. Minggu depan akan dilakukan. Permintaan dari orangtua, ada 2 jenazah. Itu juga lewat pak Menko Polhukam," tutur Andi.

Sedangkan untuk perkembangan terbaru gas air mata, dia memastikan, hal itu saat ini sudah ditangani oleh Polda Jawa Timur. Bukan ditangani Mabes Polri. "Sudah selesai, Polda (Jatim) yang pegang bukan saya," kata Andi.