Usut Penembakan di Solo

Tim anti teror Densus 88 melakukan operasi di Sukoharjo, Jawa Tengah
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews -- Pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar menyayangkan tindakan Detasemen Khusus 88 Anti Teror yang menembak mati dua terduga teroris, Sigit Qurdowi dan Hendro Yunianto. Terlebih lagi, dalam penyergapan itu, satu warga penjual nasi angkringan, Nur Iman, turut tewas tertembak.

"Langkah-langkah Densus 88 dari sejak dibentuk hingga sekarang cenderung melihat teroris itu harus dimatikan, patut dibunuh," kata Bambang kepada VIVAnews.com, Sabtu 14 Mei 2011, malam.

Menurut dia, sepak terjang Densus itu seakan-akan mendapat pembenaran secara hukum. Apalagi, mereka seolah mendapat dukungan dari masyarakat. "Sehingga, sampai saat ini sepak terjang Densus itu tidak pernah ditindak," kata dia.

Akibatnya, lanjut dia, jika tindakan Densus itu dibiarkan, akan terus terjadi pembunuhan terhadap orang-orang yang diduga sebagai jaringan teroris. Padahal, belum tentu orang yang ditembak itu terbukti terlibat terorisme. "Saya khawatir ini akan terjaadi penyalahgunaan kekuasaan dan melanggar hak asasi manusia," kata dia.

Dia mengatakan, penembakan dua terduga teroris di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah itu harus diselidiki dan disidik. Dia mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk turun ke Sukoharjo melakukan penyelidikan. "Harus dilakukan penyelidikan dan penyidikan yang benar," kata dia.

"Ini adalah momentum. Kalau tidak diselidiki dan disidik dengan benar, pasti suatu saat akan menjadi abuse of power. Komnas HAM harus turun."

Bambang juga menampik alasan polisi yang mengatakan dua terduga teroris melakukan tembakan terlebih dahulu. Sehingga, Densus melakukan tembakan yang menewaskan mereka. "Alasan itu kan katanya Densus. Kita kan tidak tahu, selama ini hanya katanya Densus," kata dia.

"Kalau selama ini informasi selalu datang secara ekslusif dari Densus, ya akhirnya meskipun tidak benar akan menjadi benar terus."

Sebelumnya, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Edward Aritonang mengatakan polisi terpaksa melakukan tindakan tegas karena para terduga teroris melepaskan tembakan membabi buta saat dibuntuti.

"Ketika dibuntuti dan dipantau, dua orang yang terduga teroris itu melakukan penembakan yang membabi buta," kata Kapolda Jateng Irjen (Pol) Edward Aritonang dalam keterangan kepada pers di Mapolresta Sukoharjo, Jateng, Sabtu, 14 Mei 2011. (eh)