Marzuki: Anak Disuruh Contek, Hancur Republik

Ketua DPR Marzuki Alie
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Marzuki Alie angkat bicara terkait fenomena 'contek massal' yang terjadi saat pelaksanaan ujian nasional. Menurut dia, fenomena itu tak terlepas dari sistem pendidikan saat ini.

"Jadi, jangan lihat akibatnya saja," kata Marzuki di gedung DPR, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2011.

Menurut dia, sistem ujian nasional yang diterapkan saat ini terlalu membebani, baik sekolah maupun murid. Sekolah takut dan malu kena sanksi bila banyak muridnya tidak lulus. Sehingga sekolah berusaha membantu muridnya. Dengan alasan itu, ternyata ada yang membantu dengan cara salah: contek massal.

"Kalau anak-anak diajari menyontek, waduh hancur ini republik," kata dia.

Menurut dia, mestinya kalau kelulusan rendah dicek kualitas guru dan fasilitas pendidikan, apakah memenuhi syarat atau tidak. "Dicari masalahnya. Apakah misalnya mekanisme ajar mengajar di sekolah itu kurang baik. Jadi harus diklarifikasi kesalahannya kenapa tingkat kelulusan dari sekolah itu rendah sehingga ada solusi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa," katanya.

"Sekarang sebenarnya lebih baik lah, lulus tidak hanya UN."

Marzuki juga mengomentari sanksi pencopotan yang telah diberikan kepada Kepala SDN Gadel II terkait kasus 'contek massal' ini. Menurut dia sanksi itu wajar dijatuhkan untuk sang kepala sekolah. "Saya pikir perlu sanksi tegas untuk masalah ini," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, seorang wali murid SDN Gadel II Surabaya, Siami diusir warga karena melaporkan kasus 'contek massal'. Dia melaporkan oknum guru yang memaksa anaknya, Alif, memberikan contekan kepada rekan-rekannya saat ujian nasional. (eh)