Rawan Gempa, Butuh 30 GPS di Selat Sunda

Peta zona rawan bencana Jawa Barat
Sumber :
  • vsi.esdm.go.id

VIVAnews - ‎Tim Katastropik Purba merekomendasikan percepatan pemasangan stasiun global positioning system (GPS) antara Selat Sunda dan Jawa Selatan.

Rekomendasi ini menindaklanjuti hasil prasurvei serta mempelajari bebagai catatan sejarah serta penelitian yang telah dilakukan tentang potensi kegempabumian di Selat Sunda dan Selatan Jawa.

Karena itu, Kementerian atau Lembaga-lembaga terkait seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan beberapa Universitas disarankan untuk mempercepat pemasangan stasiun GPS di dua puluh sampai tiga puluh titik.

Tim Katastropik Purba mempertimbangkan rekomendasi para ahli yang aktif meneliti (Danny Hilman, Wahyu Triyoso, Yusuf Surahman, Andang Bachtiar, Irwan Meilano, Hamzah Latief, kandidat doktor, Rahma) serta rekomendasi tim Great ITB dan Tim 9 peta gempa yg diketuai Prof. Masyhur Irsyam.

Hal ini juga menindaklanjuti arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghitung ulang potensi kegempabumian khususnya di Selat Sunda dan Jawa Selatan.

Seperti yang sudah diberitakan, potensi gempa Selat Sunda sudah pernah diteliti oleh Engkon (Badan Geologi) bisa mencapai 8,5 skala Richter. Juga Rahma (mahasiswa doktoral di Nagoya University) yang menyebut kemungkinan 8,7 skala Richter dan Badan Survei Geologi Amerika Serikat yang menghitung potensi 9,2 skala Richter.

Hitung ulang sangat perlu dilakukan mengingat begitu besarnya dampak yang  ditimbulkan bila potensi itu terjadi. Baik dampak kerugian material, maupun  potensi korban manusia yang mungkin amat besar ditimbulkannya seperti yang sudah  dipaparkan Tim 9 soal peta gempa soal rambatan goyangan gempa terhadap Jakarta.

"Inisiatif Pemda DKI beserta BMKG untuk mikrozonasi dan pemasangan beberapa alat pendeteksi kita sambut dengan apresiasi tinggi," ujar Erick Rizky, asisten Staf Khusus Bidang Bantuan Sosial dan Bencana dan juga koordinator penelitian Tim Katastropik Purba.

Pelajaran gempa di Meksiko tahun 1985 dan beberapa catatan gempa kisaran 8 skala Richter di Selat Sunda menjadi pelajaran berharga. Mitigasi adalah jalan terbaik untuk kurangi risiko bencana.