Kapal Imigran Karam, Australia Kirim Polisi

Kapal Imigran Gelap Tenggelam di Trenngelek
Sumber :
  • Reuters/Dimas Aro

VIVAnews -- Di tengah cuaca buruk dan gelombang laut yang tinggi, pencarian terhadap korban kapal yang pecah di Perairan Prigi, Watu Limo, Trenggalek, Jawa Timur, terus dilakukan. Baru 47 dari 200 imigran yang berhasil diselamatkan,  34 diantaranya selamat dan 13 lainnya meninggal.

Untuk membantu kerja tim penyelamat Indonesia, Australia mengirimkan kapal dan pesawat untuk mencari korban yang diperkirakan masih terombang-ambing lautan. Kebanyakan dari penumpang kapal karam adalah para pencari suaka asal Afghanistan dan Iran.

Negeri Kanguru juga mengirim polisi untuk menginvestigasi, siapa pihak yang mengorganisasi pelayaran ilegal dengan tujuan Pulau Christmas itu. Ini adalah peristiwa ke dua, di mana kapal yang mengangkut imigran ke Australia tenggelam, dalam waktu dua bulan.

Menteri Dalam Negeri Australia, Jason Clare mengatakan, operasi pencarian akan terus dilakukan. "Empat puluh delapan jam telah berlalu, sudah dua hari sejak kapal tersebut tenggelam. Meski air laut relatif hangat, namun arusnya sangat kuat, berat," kata dia seperti dimuat BBC, Senin 19 Desember 2011.

Clare mengatakan, pengiriman polisi dilakukan atas permintaan pihak Indonesia. "Ada sindikat penyelundup manusia yang beroperasi, dengan tidak mempedulikan nyawa manusia. Satu-satunya cara yang efektif untuk mencegahnya adalah, polisi Australia, Indonesia, dan di seluruh wilayah saling bekerja sama dengan erat," tambah dia.

Helikopter, kapal laut, dan sejumlah kapal nelayan telah dikerahkan untuk menyisir area. Salah satu imigran kepada Daily Telegraph mengatakan, saat kejadian, para kru kapal mengambil jaket penyelamat dan terjun ke laut -- tak peduli pada para penumpang yang panik dan terancam tenggelam.

"Semua kru berasal dari Indonesia. Saat itu, mereka tertutup ombak besar, tak lagi terlihat. Saya tak tahu bagaimana nasib mereka," kata dia.

Sejumlah imigran mengaku harus membayar ribuan dolar untuk perjalanan ke Pulau Cristmas, teritori Australia yang dekat dengan Indonesia. Di sana, Australia memiliki pusat administrasi bagi para pencari suaka.

Tahun lalu, 50 imigran tewas saat kapal yang membawa mereka pecah akibat cuaca buruk, dekat dengan perairan Pulau Christmas. Kapal lainnya tenggelam di Indonesia November lalu. Tujuh orang, mungkin lebih, tewas demi mimpi mereka hidup di tanah baru yang menjanjikan.

Kejadian tragis yang menimpa banyak imigran membuat politisi Australia mengusulkan, memrosesan pencari suaka di lokasi lain -- untuk mencegah mereka menempuh perjalanan berbahaya, menaiki kapal, ke Australia. (sj)