Survei: Angka Populasi Anti-Keberagaman Meningkat

Sejuta Lidi
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews - Lingkaran Survei Indonesia Community dan Yayasan Denny JA hari ini merilis survei mengenai tingkat toleransi terhadap keberagaman. Hasilnya, survei menyebut tentang meningkatnya populasi orang yang tidak nyaman dengan perbedaan, seperti perbedaan agama dan orientasi seksual.

Aktivis dari LSI Community, Ardian Sopa, mengungkapkan pengambilan data untuk survei ini dilakukan pada tanggal 1 - 8 oktober 2012 dengan jumlah responden sebanyak 1200. Survei sendiri, dijelaskan Sopa, menggunakan metode wawancara melalui tatap muka dan margin of error diperkirakan sekitar plus minus 2,9 persen.

Survei pertama LSI, menurut Sopa, terungkap bahwa sebanyak 15 persen responden tidak menerima bertetangga dengan orang lain yang berbeda agama. Sedangkan dengan aliran syiah dan Ahmadiyah persentase intoleransinya masing-masing 41,8 dan 46,6 persen.

"Yang paling tinggi terhadap homoseksual yang mencapai 80,6 persen," papar Ardian, dalam konfrensi pers di Jakarta, Minggu 27 Oktober 2012.

Secara umum, seluruh bagian survei memperlihatkan persentase intoleransi yang meningkat. Mulai dari berbeda agama (dari 8,2 menjadi 15,1 persen), penganut Syiah (dari 26,7 menjadi 41,8 persen), penganut ahmadiyah (dari 64,7 menjadi 80,6 persen).

Selain angka tersebut Sopa lebih lanjut menjelaskan toleransi masyarakat terhadap penggunaan kekerasan sebagai salah satu cara dalam menegakkan prinsip agama juga meningkat. Tahun 2005 tercatat bahwa penggunaan kekerasan hanya diterima oleh 9,8 persen, tapi kini menjadi 24 persen pada tahun 2012.

"Dari survei ini juga terlihat laki-laki dalam semua perbedaan yang disurvei, cenderung lebih intoleran dibandingkan dengan perempuan," katanya.