Laras, Korban Penyekapan di Yogya Sempat Dikira Orang Gila

Kekerasan (foto ilustrasi).
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Siswi kelas 3  SMA swasta di Yogyakarta, Laras Aprilia Arisandi, 18 tahun, korban penyekapan dan penyiksaan teman-temannya sempat dikira orang gila oleh warga kampung. Sebab, ketika melarikan diri dari kamar indekos tempat penyekapan, bajunya compang-camping, kepala botak dan wajah lebam kusut.

Beruntung, ada warga yang bersedia mengantarkan korban ke kantor polisi untuk melaporkan penyekapan dan penyiksaan yang dialaminya. Seperti telah diberitakan sebelumnya, hanya gara-gara tato bergambar Hello Kitty, Laras disekap dan disiksa oleh RT, 21 tahun, beserta sembilan orang temannya yang terdiri dari dua laki-laki dan tujuh perempuan.

Awalnya, korban Laras membuat tato gambar Hello Kitty di lengan kirinya dan diperlihatkan kepada RT, otak pelaku penyekapan dan penyiksaan yang juga mempunyai tato gambar Hello Kitty di dada kiri. RT tersulut amarahnya melihat gambar tato Hello Kitty miliknya mendapatkan saingan Laras.

RT lantas menyuruh tiga orang temannya menjemput Laras di sebuah tempat kos di Nologaten Yogyakarta. Laras lalu dibawa ke tempat kos RT di Saman Bangunharjo, Sewon Bantul, Yogyakarta dan langsung disekap dan disiksa.

Korban diikat kedua tangan dan kakinya dan disiksa. Di antaranya dibekap dengan bantal kemudian dipukuli, rambutnya dicukur gundul, disundut rokok. Korban juga ditelanjangi, seluruh pakaiannya digunting. Bahkan sebuah botol miras dimasukkan ke alat kelamin korban. Sangat sadis.

Laras disekap di sebuah kamar di samping kamar kos RT. Sedangkan kamar kos RT, dindingnya penuh corat-coret, tidak seperti kamar kos perempuan pada umumnya. Tempat kos-kosan tersebut dihuni oleh sekitar 20 orang yang terbagi di dua lantai. Lantai atas untuk penghuni kos laki-laki dan bawah sebagian perempuan.

Johan Bahtera, salah satu penghuni kos mengaku tidak mendengar adanya penyiksaan. Yang dia ketahui, di dua kamar yakni di kamar RT dan sampingnya selalu penuh orang dan ramai sekali hingga tengah malam. Penghuni kos lainnya mengaku sangat terganggu sehingga ketika terjadi penyekapan dan penyiksaan tidak terdengar penghuni kos lainnya.

Mujilah, pemilik warung tak jauh dari tempat penyekapan bersaksi, ketika korban lari dan berteriak minta tolong, dikiranya orang gila. Wajahnya penuh luka lebam, kepala botak dan masih tersisa sedikit rambut.

Karena Mujilah takut, maka Laras diantarkan ke kantor polisi oleh tetangganya yang sedang di warung untuk melapor ke polisi. Para tetangga mengaku terganggu dengan keberadaan kos-kosan yang campur antara laki-laki dan perempuan itu.

Dari sepuluh pelaku penyekapan dan penyiksaan, baru dua orang yang berhasil ditangkap polisi yakni MS, perempuan 19 tahun dan GT perempuan 16 tahun. Sedangkan otak pelaku penyekapan dan penyiksaan, RT, bersama tujuh temannya masih buron.

Santosa Suparman

Baca Juga: