Warga Palu Penumpang Trigana Tak Masuk Manifes
Senin, 17 Agustus 2015 - 15:02 WIB
Sumber :
- Antara/ Jessica Wuysang
VIVA.co.id - Seorang warga Kota Palu, Sulawesi Tengah, dilaporkan turut dalam penerbangan pesawat Trigana Air yang hilang di Papua pada Minggu, 16 Agustus 2015. Dia adalah Teguh Warsiman Sane (26 tahun). Tapi namanya tidak terdaftar dalam manifes atau informasi tentang identitas awak dan penumpang pesawat.
Baca Juga :
Ibu Teguh Warsiman Sane, Sherly Karundeng (59 tahun), tak dapat menyembunyikan kesedihan meski belum diketahui pasti tentang nasib anaknya. Matanya sembab sambil memegang telepon seluler berisikan foto-foto anaknya pada sebuah kesempatan saat liburan Lebaran lalu di Palu.
Sherly mendapatkan kabar duka pada Minggu malam melalui panggilan telepon. Keluarga juga memantau siaran televisi yang terus memberitakan peristiwa nahas itu. Keluarga berencana menikahkan Teguh dengan kekasihnya pada tahun ini.
Sebelum terbang, Teguh masih sempat menghubungi ibunya dan meminta agar melakukan kebaktian. Teguh menggantikan atasannya Dewa Putu Raka untuk menuju Oksibil. Didapat informasi bahwa Teguh membawa serta uang Rp6,5 miliar sebagai dana kompensasi kenaikan bahan bakar minyak bagi masyarakat miskin di Pegunungan Bintang, Papua.
Nama Teguh Marsiman Sane tidak masuk dalam daftar manifes yang diterbitkan maskapai Trigana Air. Teguh yang merupakan Manajer Keuangan Kantor Pos Papua, terpaksa berangkat menggantikan pimpinannya, Dewa Putu Raka. Nama Dewa Putu Raka masuk dalam daftar manifes.
Teguh adalah anak kedua dari empat bersaudara. rumah yang ditempati di Perumahan Kelapa Gading, Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, merupakan hasil jerih payah anaknya setelah menjadi pegawai negeri di Kantor Pos Papua.
Selain membelikan rumah buat ibunya, Teguh juga senantiasa mengirimkan biaya bulanan bagi ibu dan neneknya. Sherly berharap jenazah anaknya segera ditemukan dan dibawa ke Kota Palu. Keluarga besar Teguh berasal dari Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Pesawat Trigana Air semula dilaporkan hilang kontak pada Minggu siang, 16 Agustus 2015. Pesawat itu terbang dari Bandara Sentani, Jayapura, dengan tujuan Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang. Pesawat itu mengangkut 54 orang yang terdiri dari seorang kapten pilot, seorang kopilot, seorang mekanik, seorang pramugari, 49 penumpang.
Abdy Mari/Palu