KontraS: Sudah Saatnya TNI Tak Berada di Kehidupan Sipil

Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVA.co.id - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mengecam keras aksi koboi seorang oknum anggota TNI yang menembak mati seorang tukang ojek di Jalan Mayor Oking, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 3 November 2015.

"Ini bukti diantara ribuan bukti lainnya, bahwa sudah sepatutnya TNI tidak berada di tengah kehidupan sipil masyarakat," kata Koordinator KontraS, Haris Azhar, Rabu, 4 November 2015.

Haris mengatakan, TNI sebagai alat pertahanan harusnya tidak menjadikan masyarakat sebagai sasaran pertahanan. Sementara itu, oknum TNI yang bersalah menurut dia, mendapatkan keringanan hukuman, atau menikmati kekebalan hukum, eksklusif, dibela atasan, dan prosesnya tidak bisa diketahui publik.

"Hukum harus dijalankan atas kasus di Cibinong ini," ujar dia.

Selain itu, Haris mendorong TNI terus melakukan penataan mentalitas prajurit dan sistem pertahanan. "Sayangnya saat-saat ini, pemerintah justru menikmati konsolidasi politik dengan pihak TNI. Akibatnya reformasi TNI jadi tergadaikan," tegas Haris.

Sebelumnya diberitakan, anggota Baintel 2/3/A Kie Taipur Yon Intel Kostrad, Serda Yo, menembak mati tukang ojek bernama Marsin Sarmani, alias Japra (40) di Jalan Mayor Oking, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Penembakan diduga karena Serda Yo tidak terima dengan cara korban mengendarai motor yang sempat menyenggol mobil yang dikendarai Serda Yo. Saat berada di depan SPBU Ciriung, Serda Yo menghentikan laju motor yang dikendari Japra.

Keduanya terlibat adu mulut dan saling dorong. Karena gelap mata, Serda Yo kemudian mengeluarkan senjata api jenis FN dan menembak kepala Japra.

Dalam kondisi sekarat, Serda Yo, kemudian meninggalkan Japra di pinggil jalan. Warga yang berada di sekitar kejadian langsung berkerumum. Namun, tidak ada yang berani mendekati Japra yang dalam kondisi sekarat. Selengkapnya di .

(ren)