Mengenal Teungku Lhokseumawe, Pejuang Islam Melawan Belanda

Mengenal Teungku Lhokseumawe, Pejuang Islam Melawan Belanda
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zulfikar Husein
VIVA.co.id - Masyarakat lebih mengenal nama-nama populer pahlawan nasional asal Aceh, misalnya, Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia, Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, dan lain-lain. Tapi selain itu masih banyak pahlawan atau pejuang dari Aceh, salah satunya Teungku Ahmad Lhokseumawe.

Teungku Lhokseumawe seorang pejuang Islam, ulama yang gigih melawan kolonial Belanda pada abad 19. Namanya disematkan sebagai nama daerah tempat makamnya ditemukan, Kota Lhokseumawe.

Lhokseumawe awalnya dikenal sebagai Kota Petro Dolar. Hal itu dikarenakan daerah ini terdapat perusahan minyak dan gas raksasa. ExxonMobil dan PT Arun menjadi perusahaan migas raksasa pada era 1990-an.

Namun, jauh sebelum ada perusahaan itu, Lhokseumawe memang dikenal sebagai salah satu kota pelabuhan terpadu. Banyak kapal pedagang berlabuh di Lhokseumawe.

Makam Teungku terletak di Desa Banda Masen, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe. Tepat di pinggiran sungai atau muara yang dijadikan pintu masuk kapal-kapal besar pada dulunya.

Namun, tak ada sejarah pasti kapan Teungku Lhokseumawe wafat. Tidak banyak dokumentasi serta tulisan-tulisan yang merekam sejarah perjalanan hidup Teungku Lhokseumawe.

Berdasarkan beberapa informasi yang ditelusuri VIVA.co.id, makam Teungku Lhokseumawe pernah dipugar pada tahun 1980-an. Sebuah balai didirikan di dekat makam sebagai tempat untuk warga beristirahat saat berkunjung ke makam itu.

Tidak jauh dari makam sang pendiri Kota Lhokseumawe itu juga banyak ditemukan nisan tua. Nisan-nisan itu menjadikan bukti bahwa Lhokseumawe pernah menjadi kota pelabuhan terpadu.

Makam dipugar

Pada peringatan hari pahlawan, Selasa, 10 November 2015, puluhan personel Tentara Nasional Indoesia (TNI) Koramil 16 Banda Sakti, Lhokseumawe, memugar kembali makam itu. Selain memperindah makam, TNI bersama warga juga menggelar doa bersama.

“Pemugaran ini sebagai bentuk penghormatan terhadap salah satu pejuang kita, Teungku Ahmad Lhokseumawe, terlebih nama beliau juga sudah disematkan sebagai nama kota ini,” ujar Komandan Koramil 16 Banda Sati, Kapten Arm Gunawan Supriyanto.

Pemugaran itu juga untuk melestarikan situs sejarah. “Sekaligus untuk mengingatkan masyarakat tentang jasa dan pengorbana para pahlawan,” katanya.

Selain makam Teungku Lhokseumawe, di Lhokseumawe juga terdapat sejumlah situs sebagai bukti perlawanan dan perjuangan kemerdekaan. Di antaranya, Meriam Belanda, Tugu Perlawanan Tentara Indonesia melawan Tentara Belanda, Gua Jepang, dan beberapa lainnya.