Jokowi Bersiap Terbang ke Paris, Hadiri Konferensi Iklim PBB
Jumat, 27 November 2015 - 13:55 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo memastikan hadir di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau COP 21 di Paris, Prancis, pada 30 November 2015.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan forum itu menjadi ajang pertemuan tingkat pemimpin dunia. Para pemimpin dari 147 negara akan hadir.
Presiden Jokowi, lanjut Menlu, bahkan dijadwalkan turut pidato. Dia akan memaparkan letak geografis Indonesia yang rentan terhadap perubahan iklim.
"Karena Indonesia adalah salah satu negara pemilik hutan yang terbesar, tetapi kita juga pada posisi yang secara geografis rentan terhadap perubahan iklim," jelas Retno, di Istana Negara, Jakarta, Jumat 27 November 2015.
Indonesia memiliki belasan ribu pulau yang tersebar, dari yang besar hingga pulau-pulau kecil. Apalagi 70 persen wilayah Indonesia, lanjut Retno, berupa air.
Dengan kondisi itu, Indonesia begitu rentan terhadap perubahan iklim yang terjadi.
"Dan kita sebagai negara berkembang kita juga masih memerlukan ruangan yang cukup untuk melakukan pembangunan ekonomi," lanjut Retno. (ren)
Baca Juga :
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan forum itu menjadi ajang pertemuan tingkat pemimpin dunia. Para pemimpin dari 147 negara akan hadir.
Presiden Jokowi, lanjut Menlu, bahkan dijadwalkan turut pidato. Dia akan memaparkan letak geografis Indonesia yang rentan terhadap perubahan iklim.
"Karena Indonesia adalah salah satu negara pemilik hutan yang terbesar, tetapi kita juga pada posisi yang secara geografis rentan terhadap perubahan iklim," jelas Retno, di Istana Negara, Jakarta, Jumat 27 November 2015.
Indonesia memiliki belasan ribu pulau yang tersebar, dari yang besar hingga pulau-pulau kecil. Apalagi 70 persen wilayah Indonesia, lanjut Retno, berupa air.
Dengan kondisi itu, Indonesia begitu rentan terhadap perubahan iklim yang terjadi.
"Dan kita sebagai negara berkembang kita juga masih memerlukan ruangan yang cukup untuk melakukan pembangunan ekonomi," lanjut Retno. (ren)