Luhut Apresiasi Bantuan Swasta Cegah Kebakaran Hutan

Ilustrasi kebakaran hutan.
Sumber :
  • ANTARA/Nova Wahyudi

VIVA.co.id – Pemerintah optimistis kondisi di Indonesia tahun ini akan jauh lebih aman dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ketimbang tahun lalu. Hal itu terjadi karena adanya upaya optimal pemerintah untuk mencegah berulangnya peristiwa tahun lalu.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Pandjaitan, mengatakan, karhutla berdampak pada semua segi kehidupan masyarakat di Indonesia, sehingga perlu diantisipasi agar tidak berulang kembali. 

Pemerintah telah menempuh berbagai upaya untuk mencegah karhutla. Presiden Joko Widodo bahkan menginstruksikan agar TNI dan kepolisian siap siaga terhadap ancaman itu.

"Terjadinya kebakaran masih sulit dikendalikan, tetapi kondisi saat ini akan lebih baik dari tahun lalu," kata Luhut di Jakarta, Sabtu, 12 Maret 2016.

Luhut menjelaskan, saat ini berbagai pihak telah berpastisipasi mencegah karhutla. Salah satunya adalah Fire Free Alliance (FFA) yang diinisiasi APRIL Group, Asian Agri, IDH, Musim Mas, PM Haze, Rumah Pohon, dan Wilmar.

"FFA ini ada untuk membantu memastikan pencegahan Karhutla," ujar Luhut.

Luhut mengungkapkan, FFA merupakan wadah yang secara sukarela membantu memberikan solusi, terhadap pencegahan Karhutla di Indonesia. 

"Anggota FFA telah berkomitmen untuk bekerja sama dan berbagi pengetahuan, informasi, potensi, dan sumber daya untuk menggulirkan inisiatif pencegahan karhutla berdasarkan Program Desa Bebas Api," tuturnya.

Luhut menjelaskan, aksi pencegahan Karhutla di Indonesia penting, karena kebakaran di lahan gambut hanya bisa dipadamkan hujan lebat. Sementara itu, upaya pemadaman juga sulit dilakukan dan menelan biaya besar.

"Salah satu upaya pemerintah adalah membangun canal blocking dan terbukti efektif. Karhutla di Indonesia umumnya terjadi selama Juli-Oktober. Kebakaran di RI berkorelasi dengan El Nino. Pemerintah mengingatkan investor untuk melakukan hal yang sama (membangun canal blocking)," ucapnya.

Direktur Royal Golden Eagle, induk usaha yang menaungi APRIL Group, Anderson Tanoto, menjelaskan FFA merupakan upaya untuk merangkul banyak pihak untuk bersama-sama mencegah karhutla. Sebab, pemadaman kebakaran akan memakan biaya lebih mahal dibanding program pencegahan.

"Kalau saat kemarau kita bersama-sama memadamkan api. Tetapi saat musim hujan orang lupa," ungkap Anderson.

Anderson mengatakan, Program Desa Bebas Api terbukti efektif mencegah karhutla. Pada 2013, luas kebakaran di sekitar konsesi April mencapai lebih dari 1.000 hektare (ha).

Pada 2015, luas karhutla turun kurang dari 50 ha. Melalui FFA, Program Desa Bebas Asap akan diimplementasikan oleh 60 desa.

"Ini yang memulai APRIL, tetapi ini program (semua) perusahaan. Kami siap bermitra dengan perusahaan lain," kata dia.