Keluarga Korban: Bayar Tebusan atau Serang Saja Abu Sayyaf
VIVA.co.id - Kegelisihan keluarga korban penyanderaan kelompok teroris asal Filipina, Abu Sayyaf, semakin menjadi. Terlebih, setelah empat Warga Negara Indonesia kembali dikabarkan telah disandera.
Sebelumnya, empat WNI yang menjadi awak kapal tunda Henry dan kapal tongkang Cristi juga disandera, saat menempuh perjalan menuju Tarakan, setelah mengirim barang ke Cebu, Filipina.
Informasi tersebut semakin membuat keluarga Wendi Rakhadian tak bisa menahan kecemasan. Mereka makin pesimis pemerintah bersama perusahaan tempat anaknya bekerja bisa melakukan pembebasan Wendi dan awak tughboat Brahma 12 lainnya.
"Kalau melihat hingga hari ini, belum ada kepastian apapun terkait pembebasan anak saya dan sembilan lainnya, ditambah lagi empat orang kembali disandera Abu Sayyaf," tutur Aidil, ayah Wendi Rakhadian yang ditemui di ladang jagung miliknya di Jalan Tunggang, Kuranji, Padang, Minggu 17 April 2016.
Akhir-akhir ini memang, Aidil lebih banyak menghabiskan waktu di ladang ketimbang di rumah. Sebab, jika dirumah, ingatannya selalu tertuju kepada si sulung Wendi Rakhadian.
"Kalau tidak, bayar saja tebusannya, daripada tidak ada kepastian. Jika rasanya pembayaran tebusan menyangkut harga diri bangsa ini, bagaimana dengan keselamatan jiwa yang sepuluh orang ini, termasuk anak saya," kata Aidil.
Saking putus asanya, Aidil bahkan meminta militer Indonesia dalam hal ini, TNI untuk menyerang basis Abu Sayyaf. "Atau serang saja dengan kekuatan miiter, kan militer Indonesia katanya yang terbaik di dunia," tambah Aidil.
Ayah Wendi Rakhadian juga berharap, Filipina memberi ruang untuk militer Indonesia melakukan pembebasan. Aidil meyakini TNI mampu membebasan, jika Filipina memberikan izin kepada milier Indonesia melakukan upaya tersebut. (asp)