BNPT: Medan Persembunyian Santoso Tersulit Setelah Papua

Santoso alias Abu Wardah saat masih hidup bersama anggotanya di pedalaman hutan Sulawesi.
Sumber :

VIVA.co.id –  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyatakan medan persembunyian kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah, merupakan wilayah tersulit kedua setelah Papua. Kondisi itu menjadikan aparat kepolisian dalam operasi Tinombala sedikit kesulitan.

"Memang tingkat kesulitan tertinggi di wilayah. (Poso) jadi medan tersulit nomor dua di wilayah Indonesia di bawah Papua," kata Sekertaris Utama BNPT, Mayjen TNI Gautama Wiranegara dalam diskusi "Diseminasi Pedoman Peliputan Berita Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam meliput Isu-Isu Terorisme" di Hotel Semesta Semarang, Kamis, 21 April 2016.

Selain itu, Gautama menyebut jumlah kelompok Santoso cs ini tergolong masih sangat sedikit. Akan tetapi mereka lebih banyak menguasai medan persembunyian dibandingkan petugas yang melakukan penyisiran Operasi Tinombala.

Kondisi demikian, menurut dia, pihaknya berpesan agar lebih berhati-hati dalam penangkapan kelompok sipil bersenjata Santoso. "Jangan sampai salah melirik saja. Salah melangkah saja bisa berhaya. Maka, harus berhati-hati," tegasnya.

Meski begitu, Gautama menyebut, Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian memiliki pengalaman penanggulangan terorisme saat bertugas di Poso. Sehingga BNPT akan terus memberikan masukan terkait operasi itu dengan tim yang bertugas dalam operasi.

"Kemarin dengan Bapak Kapolri bersama-sama ke Poso meninjau dalam operasi itu. Tentunya,kita berdoa bersama-sama kelompok teror Santoso bisa segera tertangkap," katanya.

Sejauh ini, perburuan terhadap Santoso alias Abu Wardah melalui Operasi Tinombala di hutan Poso memang belum membuahkan hasil. Namun sedikit demi sedikit sejumlah anggota kelompok Santoso sudah semakin berkurang.

Salah satunya tertangkapnya dua anggota Santoso baru-baru ini. Mereka adalah Ibadurohman alias Ibad alias Amru yang merupakan pengikut Santoso yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah. Kemudian Mochamad Sonhaji alias Sul alias Faqih, yang berasal dari Jawa Timur.

Keduanya ditangkap saat hendak mencuri makanan milik warga setempat. Keduanya ditangkap Tim Satuan Tugas Intelijen Operasi Tinombala di Kampung Baru, Desa Padalembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, pada Jumat, 15 April 2016 lalu.