Santoso Tewas, Waspada Aksi Balas Dendam

Tim operasi Tinombala 2016 mengevakuasi jasad terduga teroris Santoso.
Sumber :
  • istimewa

VIVA.co.id – Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah, tewas dalam baku tembak dengan pasukan Operasi Tinombala 2016 di daerah Tambarana, Poso, Pesisir Utara, Sulawesi Tengah, Senin, 18 Juli 2016, lalu. Sayangnya, diperkirakan ini tidak membuat aksi teroris atau aksi radikal berhenti di Tanah Air.

Pengamat terorisme di Indonesia, Khairul Ghazali, memperkirakan akan terjadi aksi balas dendam yang dilakukan oleh anggota Santoso di Indonesia.

"Kesimpulannya, pascatewasnya Santoso akan ada tindakan balasan dari kelompok tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama," ungkap Khairul kepada VIVA.co.id, Sabtu siang, 23 Juli 2016.

Ghazali, yang merupakan mantan terpidana perampokan Bank CIMB Niaga Medan tahun 2010, silam ini mengatakan bahwa Indonesia akan terancam aksi terorisme berupa aksi pengemboman. Aksi ini dipercaya akan dilakukan oleh anggota Santoso.

"Dalam tahun ini saja sudah dua kali Indonesia diguncang bom. Untuk itu, pemerintah harus memperhatikan secara jelas pergerakan anggota Santoso atas lainnya. Ini harus menjadi perhatian khusus oleh TNI/Polri untuk mencegahnya," jelas

Dia juga menyampaikan, pemicu balas dendam tersebut, untuk membalas kematian Santoso yang dilakukan TNI/Polri yang tergabung dalam pasukan Operasi Tinombala 2016. Dengan ini, harus ada tindakan tegas untuk mencegah aksi balas dendam tersebut.

"Maka kematian Santoso akan jadi Multivitamin Bagi kelompok teroris untuk melakukan Amaliyat Jihad," kata Ghazali.