Kelaparan Membuat Tangan Kanan Santoso Menyerah

Basri alias Bagong anggota kelompok bersenjata Santoso Mujahidin Indonesia Timur (MIT) ketika di ruangan pemeriksaan kesehatan di RS. Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (14/9/2016)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar

VIVA.co.id – Satuan Tugas Operasi Tinombala kembali mengamankan seorang pucuk pimpinan kelompok bersenjata, Mujahidin Indonesia Timur, di hutan Poso, Rabu, 14 September 2016.

Pria itu bernama Basri alias Bagong, yang berhasil melarikan diri saat pimpinannya alias Abu Wardah pimpinan Mujahidin Indonesia Timur tewas dalam penggerebekan pada Senin, 18 Juli 2016.

Basri diamankan saat bersama istrinya Nurmi Usman alias Oma dan dua anggotanya, Andika dan Sobron. Namun, dalam penangkapan, hanya Basri dan istrinya yang berhasil ditangkap hidup. Sementara Andika, tewas karena hanyut terbawa arus sungai sementara Sobron berhasil melarikan diri.

"(Mereka) menyeberang. Dia kan kelaparan kehabisan logistik makanan. Kemarin kan hujan deras di atas (hutan Poso)," kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi, Rabu, 14 September 2016.

Saat ini, untuk kelompok yang meninggal sudah dilarikan ke rumah sakit setempat untuk proses autopsi. Sementara Basri dan istrinya akan menjalani pemeriksaan medis dan pendalaman informasi terkait keberadaan anggotanya yang lain.

Juli lalu, alias Abu Wardah tewas diberondong senjata oleh tim Satgas Operasi Tinombala. Ia terdeteksi bersama lima orang, yakni istrinya , Basri dan istrinya Nurmi Usman alias Oma dan seorang anggota.

Dalam kontak senjata itu, dua orang tewas yakni dan seorang anak buahnya. Sementara , Basri dan istrinya melarikan diri dan terpencar di dalam hutan.

Sepekan kemudian Umi Delima pun tertangkap saat kepergok warga lokal karena kelaparan di sebuah kebun milik warga. Ia pun diserahkan ke tim Satgas Tinombala untuk menjalani pemeriksaan medis.

Kini diduga kelompok di hutan Poso semakin berkurang dengan semakin banyaknya yang tertangkap dan tewas dalam kontak senjata. Setidaknya ada lebih dari 3.000 personel militer masih bersiaga di kawasan hutan Poso.