Polda Sumsel: Biaya Autopsi Ditanggung Polisi

Idris Broji, menunjukkan dua foto anaknya yang diduga menjadi korban pembunuhan dan kekerasan seksual di Mapolda Sumatera Selatan, Rabu (14/9/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK

VIVA.co.id – Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Djoko Prastowo mengatakan, Kepolisian tidak meminta biaya autopsi terhadap korban. Biaya autopsi, kata Djoko, dibebankan kepada pemerintah dan Kepolisian.

Hal ini disampaikan Djoko perihal dugaan Polres Ogan Komering Ilir yang meminta biaya untuk autopsi korban pembunuhan, Amelia Tiara Rista Ananda (11) dan adiknya, Alfin Darif Akbar (8).

"Tidak ada biaya autopsi. Pemerintah dan polisi yang menanggung," kata Djoko, Jumat 16 September 2016.

Sebelumnya, Idris Broji (48), warga Jalan Lintas Timur, Desa Surya Adi Blok D, Pasar Gajah, Kecamatan Mesuji, Kabupaten OKI, mengaku diminta uang Rp50 juta oleh anggota Polres OKI untuk autopsi.

Saat itu, Idris melapor ke Polres OKI bahwa anak-anaknya menjadi korban pembunuhan. Dia curiga, di tubuh kedua anaknya itu ditemukan luka-luka. Bahkan, ada luka di bagian organ intim anak perempuannya.

Namun, oleh pihak Polres, Idris dimintai uang sebesar Rp50 juta, untuk kepentingan penyelidikan. Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai pencuci mobil itu kaget. Uang sebesar itu dari mana. Dia coba meminta keringanan, akhirnya disepakati Rp15 juta.

Terkait dugaan anggota Polres OKI berinisial Bripka ECD, yang meminta biaya autopsi itu, menurut Djoko, kemungkinan ada kesalahan mekanisme.

Namun, dia menegaskan, polisi tidak diperbolehkan meminta biaya autopsi kepada keluarga korban. "Itu mekanismenya yang salah. Masyarakat tidak ada biaya-biaya," ujar Jenderal bintang dua ini.

Polda Sumsel, kata Djoko, akan menyelidiki dugaan adanya permintaan biaya autopsi. Saat ini sudah dibentuk tim untuk menyelidikinya.

Untuk kasus dugaan pembunuhan, saat ini masih diselidiki Polres OKI. "Kami sedang bergerak untuk menyelidiki. Untuk tersangka belum ada. Nanti hasilnya disampaikan lagi," kata Djoko.

Idris terus berupaya mencari keadilan atas kematian dua buah hatinya. Hampir empat bulan silam, AT dan AD, tewas dibunuh. Di tubuh kedua kakak beradik itu ditemukan sejumlah luka. Bahkan, AT, anak perempuan Idris, ditemukan bekas kekerasan seksual di kelaminnya.

(mus)