BMKG: Masyarakat Yogya Waspada Banjir Kiriman

Petugas BMKG tengah menganalisis prakiraan cuaca/Ilustrasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

VIVA.co.id - Badan Metereologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) memperingatkan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta agar mewaspadai potensi banjir kiriman fenomena MJO (madden julian oscilator) atau gugusan uap air. Fenomena alam itu sedang aktif di wilayah Indonesia.

Warga yang diimbau lebih meningkatkan kewaspadaan ialah mereka yang bermukim di sekitar bantaran sungai di Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta.

Fenomena MJO itu berpotensi menyebabkan hujan dalam intensitas tinggi yang dapat menyebabkan sungai meluap atau banjir bandang, terutama pada daerah hilir.

"Fenomena MJO masih dapat berlangsung hingga akhir pekan ini," kata Koordinator Operasional Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta, Joko Budiono, Kamis, 22 September 2016.

Wilayah DI Yogyakarta, kata Joko, memang sedang masuk musim pancaroba, sehingga berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, terutama saat sore sampai malam. "Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaannya," katanya.

Intensitas hujan tertinggi diprakirakan terjadi di Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Curah hujan dalam sepuluh hari terakhir, khusus Sleman dan Kulon Progo bagian utara, diramalkan bisa mencapai 50-100 milimeter.

“Kami mengimbau supaya masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan, seperti potensi genangan, pohon tumbang, banjir dan longsor," ujar Joko.

Selain hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang itu, di pesisir selatan berpotensi gelombang tinggi dengan ketinggian 2,5 meter sampai 4 meter. Dia mengharapkan pengguna transportasi laut dan nelayan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.

Menurut Pelaksana Harian Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto, memasuki musim pancaroba, potensi hujan sangat tinggi. Informasi yang diterima dari BMKG, wilayah DI Yogyakarta bagian utara, seperti Sleman, curah hujan tinggi. "Ini yang perlu diwaspadai, terutama bagi yang tinggal di sekitar sungai, karena posisi ada di hilir," katanya.

Di Kabupaten Bantul, ada tiga sungai besar yang berpotensi banjir, yakni Winongo, Code dan Bedog. Bila debit aliran air tinggi, limpasannya bisa meluap ke perkampungan. Perlu diwaspadai pula pecahan anak sungai Opak, Oya dan Gajah Wong yang melewati kampung-kampung.

Upaya mewaspadai dampak banjir kiriman itu, BPBD selalu berkoordinasi dengan petugas di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta untuk meminta informasi kenaikan debit air.

Bila dimungkinkan debit air naik, petugas langsung berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air yang mengampu bendungan-bendungan air untuk membuka supaya tidak terjadi luapan. Soalnya, aliran sungai yang melintasi Kabupaten Bantul, beberapa diakui dimanfaatkan untuk pengairan persawahan.