Angin Puting Beliung Robohkan 12 Tiang Listrik di Bantul

Ilustrasi angin puting beliung
Sumber :
  • VIVAnews/ Bobby Andalan

VIVA.co.id – Kepala BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta, Krido Suprayitno, mengatakan peta rawan bencana terutama bencana angin puting beliung yang melanda Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Jumat 14 Oktober 2016 menunjukkan terjadi perubahan rawan bencana. Daerah Kecamatan Bambanglipuro yang sebelum bebas bencana angin puting beliung, kini justru menjadi daerah paling banyak yang diterjang bencana angin puting beliung.

"Peta bencana angin puting beliung kini lebih merata dibandingkan kejadian sebelum-sebelumnya," katanya, Sabtu 15 Oktober 2016.

Atas kejadian bencana angin puting beliung yang melanda Kecamatan Bambanglipuro tersebut, BPBD DIY meminta semua pihak terkait mulai dari BPBD Kabupaten/Kota hingga relawan di tingkat Kampung Tanggap Bencana (KTB) lebih mempersiapkan diri.

“Dengan kondisi ini, antisipasi kami tidak lagi reaktif, melainkan lebih partisipatif. Kami tak bisa bekerja sendiri. Peran masyarakat sangat kami butuhkan,” ucapnya.

Lebih jauh Krido mengatakan terkait perubahan peta rawan bencana itu sendiri, ia tak menutup kemungkinan juga terjadi di wilayah lain se-DIY.

Gejala anomali menyebabkan cuaca menjadi semakin sulit diprediksi. Itulah yang menurutnya memicu terjadinya bencana di titik-titik yang selama ini dianggap aman.

“Pergeseran peta rawan bencana itu sekarang sudah terjadi, meski tidak di semua daerah. Tapi kami himbau, semua daerah harus waspada. Apalagi, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sudah merilis bahwa sekarang sudah mulai memasuki musim penghujan dengan cuaca yang cukup ekstrem,” ujarnya.

Angin puting beliung terjang 42 titik

BPBD Kabupaten Bantul mencatat bencana angin puting beliung melanda 42 titik dari sebelumnya yang hanya terdata 12 titik.

Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto, di sela-sela pemantauan kondisi daerah terdampak bencana angin puting beliung membenarkan akan adanya perluasan titik tersebut. Bahkan ia pun tak menampik, jumlah titik terdampak itu akan terus bertambah. “Itulah, anggota kami terus melakukan penyisiran,” katanya.

Dikatakannya, Jumat 14 Oktober 2016 malam lalu pihaknya hanya menemukan 12 titik di dua kecamatan saja, yakni Bambanglipuro dan Pandak, ternyata perluasan titik itu juga terjadi di tiga kecamatan lainnya. Tiga kecamatan yang ia maksud adalah Srandakan, Sanden dan Kretek.

Ia menjelaskan, saat kejadian, mendung gelap disertai angin kencang memang tampak bergerak dari arah barat menuju timur. Itulah sebabnya, kecamatan-kecamatan yang dilalui angin itu, ia pastikan akan ikut terdampak. “Terutama di sepanjang jalur Jalan Bantul-Samas ini,” ungkapnya.

Lantaran masih terus melakukan penyisiran, ia belum berani memastikan berapa kerugian yang diderita warga akibat terjangan puting beliung itu. Sementara, ia hanya memastikan sebanyak 12 tiang listrik roboh, satu unit rumah mengalami kerusakan berat, dan belasan rumah mengalami rusak sedang.  

Kondisi inilah yang mendorongnya untuk segera mendirikan posko siaga darurat bencana Kabupaten Bantul. Untuk itu, pihaknya segera mengajukan surat siaga darurat kepada pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui BPBD DIY.