25 Ribu Personel Jaga Jawa Barat Saat Natal dan Tahun Baru

Apel pasukan Operasi Lilin Lodaya 2016 jajaran Polda Jawa Barat.
Sumber :
  • Suparman

VIVA.co.id – Sebanyak 25.087 personel gabungan di Jawa Barat disiagakan dalam pengamanan Operasi Lilin Lodaya 2016 pada pelaksanaan hari raya Natal dan pergantian tahun 2016. Sterilisasi 683 gereja di wilayah hukum Polda Jawa Barat menjadi prioritas di tengah menguatnya isu serangan kelompok teroris.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan, pengamanan operasi di wilayah hukum Polda Jawa Barat ini diberlakukan mulai Jumat, 23 Desember 2016 hingga 1 Januari 2017. 

"Kami turunkan 25.087 personel. 15 ribu dari Polri dan sisanya 10 ribu lebih dari TNI serta unsur pemerintah daerah yang ada," kata Yusri setelah Apel Pasukan Operasi Lilin Lodaya di Gedung Sate Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis, 22 Desember 2016.

Isu eksistensi kelompok teror jelang perayaan Natal dan tahun baru menjadi atensi utama. Karena itu, sterilisasi gereja menjadi prioritas dalam Operasi Lilin Lodaya 2016. Sejak H-1 Natal, sebanyak 683 gereja di seluruh Jawa Barat sudah mulai disterilisasi.

“Semua gereja kami sterilisasi oleh tim penjinak bom," katanya.

Yusri menambahkan, kerawanan tindak kejahatan di kawasan wisata juga menjadi perhatian. Jajaran Polres di wilayah hukum Polda Jawa Barat, akan bertugas memproteksi dini dari gangguan keamanan. Baik kejahatan terorisme hingga kejahatan konvensional, seperti pencurian dan perampokan.

"Tempat wisata dianggap rawan berdasarkan perkiraan intelijen setiap polres, untuk kami amankan dan sterilisasikan. Pengamanan dibantu oleh polda," katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, menambahkan, ancaman teror di tengah masyarakat harus menjadi prioritas seluruh aparat. Aksi teror yang belakangan terjadi tentu akan berimplikasi terhadap keamanan dalam negeri.

"Diwarnai beberapa aksi teror, disertai tren, akan berimplikasi keamanan dalam negeri. Ancaman ini akan terus berlangsung," kata Deddy.

Selain itu, potensi terjadinya intoleransi agar tetap menjadi perhatian. Petugas, menurut Deddy, jangan sampai kecolongan dan meremehkan segala fenomena pemicu. Perayaan Natal dan tahun baru juga menjadi momen berlibur serta memicu mobilisasi masyarakat dan meningkatnya aktivitas.

"Potensi gangguan intoleransi menjadi lebih kompleks, karena terjadi dalam suhu politik. Tingkatkan kewaspadaan, sehingga mampu merespons cepat gangguan dan jangan meremehkan setiap keadaan," katanya.

Makassar Dijaga 3.200 Personel

Giat Operasi Lilin Lodaya 2016 juga resmi diterapkan oleh seluruh jajaran Polri di Tanah Air untuk pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru 2017. Di Sulawesi Selatan, sebanyak 5.650 personel gabungan Polri, TNI hingga Basarnas disiagakan.

Setelah apel pasukan Operasi Lilin 2016 di lapangan Karebosi Makassar, Kamis, 22 Desember 2016, Kapolda Sulsel, Irjen Polisi Muktiono mengatakan, sebanyak 2/3 kekuatan Polri diturunkan untuk pelaksanaan pengamanan.
 
Khusus di Makassar, ada 3.200 personel serta 12 anjing pelacak dan tim penjinak bom yang disiagakan. Peredaran narkoba, ancaman intoleransi, dan teroris menjadi perhatian utama Polda Sulsel.
 
Muktiono menjelaskan, 12 anjing pelacak ini akan ditempatkan di pusat-pusat aktivitas atau tempat berkumpul masyarakat yang rawan gangguan kamtibmas dan jalur masuk narkoba seperti di pelabuhan laut dan di bandar udara. Sementara itu, tim penjinak bom disiagakan untuk menghadapi kondisi yang bersifat situasional seperti aksi terorisme.
 
"12 anjing pelacak, digunakan tergantung perkembangan. Jadi sifatnya situasional. Begitu juga tim penjinak bom, kami juga siapkan," kata Irjen Polisi Muktiono yang baru sepekan ini bertugas di Makassar sebagai kapolda Sulsel menggantikan Irjen Polisi Anton Charliyan.
 
Selain itu, Muktiono berjanji akan menindak tegas ormas-ormas yang melakukan aksi sweeping dan razia jelang Natal dan Tahun Baru 2017. Menurut dia, upaya itu dilakukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat.