Paus Raksasa Terdampar di Pulau Panjang, Sulit Dievakuasi
- VIVA.co.id/Ifan Gusti
VIVA.co.id – Hingga Sabtu pagi, 18 Maret 2017, bangkai paus raksasa yang terdampar di Pulau Panjang, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggaran Barat, masih berada di lokasi. Kondisi cuaca dan ketersediaan alat menjadi masalah utama kenapa evakuasi sulit dilakukan.
Petugas gabungan dari BKSDA, polisi air Polres Sumbawa dan petugas dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar dan juga petugas Museum Nelayan Pulau Bungin, masih kesulitan mengevakuasi bai paus tersebut.
Karena air laut yang surut, membuat petugas kesulitan untuk menarik bangkai ikan itu ke laut. Selain itu, tidak adanya kapal besar juga mempengaruhi karena bangkai paus itu tidak mungkin ditarik dengan kapal karena air surut,
Sebelumnya petugas juga sudah menyewa kapal tongkang milik masyarakat. Tapi karena kondisi air laut yang surut, kapal tidak dapat digunakan karena khawatir akan kandas.
Hingga saat ini, petugas masih menunggu kondisi air laut pasang hari ini. Meski bangkai ikan paus raksasa itu sudah menimbulkan bau.
Dari pantuan, sejak ditemukan terdampar beberapa hari lalu, banyak warga datang dan ada juga dari mereka yang mengambil bagian dari ikan tersebut. Karena beberapa bagian ikan sudah hilang. Seperti sirip, ekor, dan daging di beberapa bagian tubuh ikan.
Bahkan banyak juga nelayan dari daerah lain yang datang untuk mengambil bagian dari tubuh paus raksasa itu.
Namun petugas mengimbau agar warga tidak mengambil bagian dari tubuh ikan yang terdampar itu.
Hidup di Kutub
Menurut petugas dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSDPL)
Denpasar, hewan yang terdampar ini merupakan paus jenis kotak yang hidup di kawasan kutub.
Paus ini melintas untuk kembali ke kutub setelah mencari makan. Tapi salah satu paus, yang bobotnya mencapai 15 ton, terdampar dan terpisah dari kawanannya.
Pualau Panjang Adalah kawasan hutan tembakau, bangkai paus itu tidak akan bisa dikubur di pulau itu. Karena itu, bangkai paus akan ditarik dan akan dikubur di Pantai Labuan Mapin.
Dari pantuan, tubuh paus itu sudah mengeluarkan bau dan disertai cairan, karena beberapa bagian telah dipotong dan dicuri saat malam hari.
Karena itu, bila tidak segera dievakuasi, akan mencemari air laut dan membahayakan nelayan dan warga di sekitar lokasi. (ren)
Irwansyah/ tvOne NTB