Pengikut NII Sensen Komara Diklaim Mencapai 2002 Orang

Iwan (53 tahun), orang kepercayaan Wawan Setiawan, pria yang memperkenalkan diri sebagai Panglima NII, ketika ditemui saat diperiksa sebagai saksi di Markas Polres Garut pada Selasa, 4 April 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diki Hidayat

VIVA.co.id - Pengikut organisasi Negara Islam Indonesia (NII) pimpinan Sensen Komara bin Bakar Misbah diklaim mencapai 2002 orang pada 2017. Sebagian besar bermukim di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tetapi tidak sedikit pula pengikut NII di Jakarta, Indramayu, dan Semarang.

Iwan (53 tahun), orang yang mengaku kepercayaan Wawan Setiawan, pria yang memperkenalkan diri sebagai Panglima NII, mengatakan itu ketika ditemui wartawan saat diperiksa sebagai saksi atas dugaan makar dan penistaan agama Islam di Markas Polres Garut pada Selasa, 4 April 2017.

Di daerah basis NII, yakni Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, hanya ada sepuluh orang pengikut. Tetapi 80 orang anggota keluarga mereka dididik menurut ajaran NII. Kelompok itu meyakini kebenaran ajaran Sensen Komara bin Bakar Misbah, yakni salat menghadap kiblat arah timur, bukan barat, seperti lazim umat Islam di Indonesia.

"Saya dan pengikut lainnya percaya ajaran Sensen agar salat menghadap timur," katanya.

Dia berdalih bahwa dalam ajaran agama Kristen akan datang rasul akhir zaman, yaitu Al Masih, namun ditunggu tidak juga datang. Ketika Sensen datang dan mengaku sebagai rasul, dia dan pengikut lain langsung percaya.

"Makanya kami langsung percaya bahwa Sensen Komara sebagai sebagai rasul akhir zaman," ujarnya.

Salat hadap timur

Ramai tentang NII berawal dari surat yang menyebar dan menggegerkan warga Desa Tegalede, Kecamatan Pakejeng, Kabupaten Garut, pada Jumat, 17 Maret 2017.

Surat yang ditulis Wawan Setiawan, warga Kabupaten Garut, mengaku pengikut NII yang berpangkat jenderal bintang empat, berisi pemberitahuan tentang pelaksanaan salat lima waktu dan salat Jumat menghadap kiblat ke arah timur.

Wawan kemudian diundang ke Balai Desa Tegal Gede pada Selasa, 21 Maret 2017. Dia diminta menjelaskan perihal surat pemberitahuan yang, menurutnya, merupakan perintah Sensen Komara bin Bakar Misbah, pemimpin NII sekaligus Rasulullah Al Masih.

Wawan menjelaskan alasan pelaksanaan salat lima waktu dan salat Jumat menghadap timur. Intinya, kata Wawan, itu semua perintah Sensen Komara bin Bakar Misbah, dan dia hanya menjalankan perintah pemimpinnya.

Syahadat

NII dan kehebohan tentang salat lima waktu dan salat Jumat menghadap timur pernah muncul pada 2011. Seruan itu disampaikan Sensen Komara bin Bakar Misbah.

Selain itu, Sensen mengganti sebagian dua kalimat Syahadat. Seharusnya dua kalimat Syahadat itu, "Asyhadu an-laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullah" lalu diganti menjadi "Asyhadu an-laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Sensen Komara Bin Bakar Misbah Rasuululah".

Sensen dan sejumlah pengikutnya diadili karena itu dan akhirnya dihukum dimasukkan ke bagian jiwa Rumah Sakit dr Hasan Sadikin Bandung pada 16 Juli 2012. Tiga orang pengikut Sensen divonis masing-masing tiga tahun penjara.

Makar

Tuduhan makar kepada Sensen bermula dari peringatan hari kelahiran NII pada 7 Agustus 2011. Acara itu digelar di Sentra Bakti, Kampung Babakan Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Sensen dan pengikutnya mengibarkan bendera NII berwarna merah putih dengan logo bulan dan bintang. Pengibaran bendera itu sempat digagalkan aparat Kepolisian dan TNI. Sebanyak 120 helai bendera NII berwarna merah dan satu helai bendera NII besar disita aparat pada 5 Agustus 2011. (ase)