Warna-warni Salat Idul Fitri Indonesia

Ribuan warga di Kota Palembang Sumatera Selatan menggelar salat Idul Fitri di ruas Jembatan Ampera, Minggu (25/6/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK

VIVA.co.id – Ratusan juta warga negara Indonesia yang beragama Islam menggelar salat Idul Fitri secara serentak di penjuru Tanah Air, Minggu, 25 Juni 2017. Ibadah penutup bulan ramadan 2017 ini berjalan khidmat dan penuh kekhusyukan.

Di Palembang, Sumatera Selatan, ribuan warga tumpah ruah di Jembatan Ampera. Sejak pukul 06.00 kawasan ikonik kota Palembang ini dipenuhi lautan manusia.

Setiap tahun kawasan ini memang selalu digunakan untuk puncak perayaan Idul Fitri. "Disini ramai. Sekalian kalau habis salat bisa foto-foto," ujar Andriano, seorang warga.

Pelaksanaan salat ini dihadiri oleh Wali Kota Pelmbang Harnojoyo dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.

Di Sumatera Barat, salat Idul Fitri dipusatkan di halaman Kantor Gubernur. Sejak pagi hari, ribuan warga memadati kawasan ini.

Pemilihan kawasan ini karena dianggap memiliki daya tampung lebih besar di banding tempat lain. Setidaknya 10 ribu jemaah bisa melaksanakan salat di lokasi ini.

Hadir Uskup Agung

FOTO: Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko menghadiri Salat Idul Fitri 2017 di Masjid Agung Jawa Tengah, Minggu, (25/6/2017)


Lain hal dengan Kota Semarang Jawa Tengah. Perayaan Idul Fitri kali ini ikut diramaikan oleh sejumlah tokoh lintas agama. Salah satu yang hadir adalah Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko.

"Agar persaudaraan yang tercipta bisa semakin erat antara umat beragama," kata Romo Rubiyatmoko di Masjid Agung Jawa Tengah.

Momentum Idul Fitri 2017 ini kebetulan juga bertepatan dengan hari ulang tahun ke-77 Keuskupan Agung Semarang yang diperingati setiap tanggal 25 Juni.

Tak cuma itu, sebagai bentuk penghormatan, seluruh gereja di Semarang bersepakat mengubah jadwal Misa untuk menghormati umat muslim yang hendak melaksanakan salat Idul Fitri.

"Kami sangat senang dengan kehadiran Uskup Agung Semarang. ini menandakan umat muslim dan Katolik satu di bawah NKRI," kata Ketua Masjid Agung Jawa Tengah Noor Achmad. (ren)