Alasan Alumni 212 Enggan Ikut GNPF ke Istana Negara

Ketua Presidium Alumni Aksi 212, Ustad Ansufri Idrus Sambo
Sumber :
  • Syaefullah

VIVA.co.id – Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo, mengaku, Istana Negara pernah mengajak alumni 212 untuk bertemu.

"Ada (ajakan bertemu)," ujar dia saat dikonfirmasi VIVA.co.id, Rabu 28 Juni 2017.

Ia mengaku mau bertemu dengan pihak Istana, seperti apa yang dilakukan tim 7 Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) pada Minggu 25 Juni 2017 lalu. Namun, pertemuan tidak dilakukan di Istana Negara.

"Tetap dengan prinsip kami, tidak mau (bertemu) di Istana. Kalau mau ketemu, tempat netral, harus diliput secara terbuka," tuturnya. 

Pria yang dikenal dengan panggilan Ustaz Sambo itu berkata, alumni 212 memiliki perbedaan dengan GNPF-MUI. Meski demikian, ia meyakini bahwa tujuan GNPF-MUI masih sejalan, yakni untuk membela para ulama dan aktivis Islam.

"GNPF dengan kami kan permainannya berbeda. Kami kan memang lebih banyak pada gerakan-gerakan politik sebenarnya. Analisa kami selalu analisa politik. Makanya kami bergabung dengan Pak Amien (Amien Rais), bergabung dengan tokoh politik lainnya," tuturnya.

Ia menjelaskan, pertemuan di dalam Istana akan menimbulkan stigma negatif bagi pihak mereka, dari masyarakat yang selama ini mendukung. Sebab, ditakutkan pertemuan seperti apa yang dilakukan oleh GNPF bisa dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mencari keuntungan dalam kesempitan.

"Banyak pribadi-pribadi yang mau mengusahakan pertemuan, banyak yang mau main-main di tikungan. Itu makanya kami enggak mau. Kami sudah tunjuk Komnas HAM yang jadi mediator. Karena, kami tahu yang main begini bahaya," ujarnya. (ase)