Helikopter Rakitannya Jatuh, PT DI Tunggu Investigasi
- Dokumentasi Kementerian Sosial
VIVA.co.id – Manajeman PT. Dirgantara Indonesia menyatakan belum mau berkomentar terkait kecelakaan Helikopter Basarnas yang jatuh di Gunung Butak, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sebelum ada investigasi resmi.
"Kita turut berduka cita atas musibah jatuhnya heli Basarnas, sekarang kita nunggu hasil investigasi resmi terlebih dahulu," kata Manajer Hukum & Humas PT. Dirgantara Indonesia, Irlan Budiman, Senin 3 Juli 2017.
Seperti diketahui, helikopter yang jatuh dalam perjalanan operasi penyelamat bencana letusan freatik yang terjadi di kawah Sileri, Dieng tersebut merupakan rakitan PT Dirgantara Indonesia.
Helikopter jenis Dauphin 3602 baru dioperasikan Basarnas sejak tahun 2015 atau baru dua tahun beroperasi. Basarnas memastikan helikopter yang digunakan tim Basarnas layak beroperasi.
Kepala Basarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi mengatakan, helikopter tersebut berangkat pukul 16.00 WIB dari Bandara Ahmad Yani Semarang. Sebelumnya, heli itu berada di Gringsing, Batang.
Berikut kronologi kecelakaan heli tersebut :
Pada Minggu 2 Juli 2017, pukul 14:45 WIB, Helikopter Dauphin berangkat dari Gringsing ke Semarang untuk mengisi bahan bakar.
Pukul 16:00 WIB
Helikopter berangkat dari Bandara Ahmad Yani Semarang untuk melakukan rescue dan pemantauan di Dieng. Total penumpang dan kru yang ikut heli itu 8 orang.
Pukul 16:12 WIB
Heli melewati batas minimum ketinggian.
Pukul 16:14 WIB
Helikopter dilaporkan mengalami crash di ketinggian 7 ribu kaki.
Pukul 20:00 WIB
Petugas berhasil menuju di lokasi kecelakaan helikopter.
Senin 3 Juli 2017, pukul 02:00 WIB, delapan korban ditemukan tewas di lokasi kecelakaan dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Temanggung. (mus)