Mawar Merah, Tanda Dukungan ke Ketua KPK

Mahasiswi datangi KPK
Sumber :
  • VIVA.co.id/Edwin Firdaus

VIVA.co.id – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Selamatkan KPK menyambangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jl. Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat 21 Juli 2017.

Kedatangan GPS KPK ini memberi dukungan lembaga yang dipimpin Agus Raharjo tersebut. Menurut mereka, saat ini KPK selalu mendapat serangan dari pihak luar.

Namun belakangan, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menduga Agus Rahardjo memiliki konflik kepentingan antara jabatan Agus dulu di LKPP dengan penanganan kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.

Bahkan Fahri melalui akun twitternya @Fahrihamzah juga memberikan 10 pertanyaan kepada Ketua KPK terkait latar konflik kepentingannya di proyek e-KTP.

"Kami mendorong agar institusi KPK berani evaluasi diri mulai dari level pegawai sampai pimpinannya. Di sisi lain, Ketua KPK Agus Rahardjo juga harus memisahkan masalah pribadi dengan institusi KPK, agar KPK tidak ikut terbawa-bawa dalam pusaran kegaduhan politik yang berpotensi menghambat kinerja KPK," kata Ketua GPS KPK, Miharji yang juga mahasiswa dari Universitas Jayabaya.

Aksi GPS berlangsung damai dengan memberikan bunga mawar kepada para pegawai KPK. Wenny, salah satu Wakil GPS KPK sempat menitipkan bunga Mawar Merah kepada bagian Humas KPK . Bunga tersebut dikhususkan untuk Agus Rahadjo sebagai dukungan segera menjawab semua permasalahan atau tuduhan yang dilontarkan Fahri Hamzah.

Pada kesempatan sama, perwakilan Pengaduan Masyarakat KPK, Tata Khoiriah yang menerima perwakilan GPS KPK menjelaskan bahwa pertanyaan yang dilontarkan Fahri telah dijawab pimpinan KPK. Termasuk ihwal kebijakan LKPP waktu dipimpin oleh Agus Rahardjo.

"Terima kasih atas dukungan teman-teman kepada KPK, untuk pertanyaan tersebut pimpinan telah menjawabnya dengan tegas, waktu itu LKPP sebagai pendamping dan di situ pimpinan telah memberikan pernyataan LKPP mundur dari pendampingan karena rekomendasi tak dijalankan," kata Tata.

Berikut 10 pertanyaan kicauan Fahri dalam akun twitter @Fahrihamzah yang ditulis pada 20 Juli 2017.

1. Setelah sistem lelang disepakati Tim yang LKPP ada di dalamnya apakah betul bapak meminta 9 tender dipecah? 

2. Betulkah bapak menyampaikan kepada panitia tender bahwa "Kalau konsorsium Telkom kalah proyek ini bisa gak jalan". 

3. Hal itu terjadi sekitar april 2011 sebelum tender diumumkan, "Betulkah bapak bertemu sekjen dan Irman (terdakwa?)

4. Betulkah bapak minta bertemu 4 mata dengan Mendagri dan ditolak karena Mendagri minta ada saksi dan notulen?

5. Kenapa di dalam dakwaan hanya ada time line lelang tapi tidak muncul bahwa lelang 21 Februari 2010 itu diumumkan setelah dapat persetujuan dari bapak?

6. Kenapa tidak muncul dalam dakwaan bahwa 3 hari setelah lelang diumumkan lalu bapak menginterupsi agar paket dipecah?

7. Kenapa tidak muncul dalam dakwaan bagaimana perdebatan di Kantor Wapres yang dipimpin oleh Pak Sofyan Jalil untuk menuntaskan masalah dengan bapak?

8. Lalu tiba-tiba mendekati lelang, PT Telkom tiba-tiba ikut dan bapak meyakinkan panitia bahwa hanya PT Telkom yang bisa mengerjakan proyek ini?

9. Bukankah pernah ada kesepakatan PT Telkom tidak ikut jadi peserta tapi akan dijadikan sebagai penyedia layanan?

10. Apakah bapak mengetahui penggeledahan kantor Kemendagri tgl 4 Mei 2011 oleh Polda METRO??