Ribuan Korban Banjir dan Longsor Bantul Masih Terisolasi
- Viva.co.id/Daru Waskita
VIVA – Ribuan warga korban banjir dan tanah longsor di tiga dusun di Kabupaten Bantul, Yogyakarta masih terisolasi. Mereka belum terjamah bantuan.
Tiga hari setelah terjangan banjir dan tanah longsor, warga dusun yang menjadi korban banjir dan longsor yaitu Dusun Sompok, Pengkol dan Winut, Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri serta satu dusun di Desa Selopamioro yaitu Dusun Jetis hingga saat ini masih terisolir dan belum ada kejelasan nasibnya.
Camat Imogiri Sigit Subroto mengatakan semenjak bencana banjir dan tanah longsor menerjang pada hari Selasa 28 November 2019 hingga saat ini akses jalan menuju tiga dusun di Desa Sriharjo dan satu dusun di Desa Selopamioro baru dalam proses pembukaan jalur.
"Praktis mereka hanya bertahan di rumah masing-masing dan belum terjamah bantuan," ucapnya, Kamis 30 November 2017.
Tim SAR gabungan, kata Sigit, terus berusaha keras agar akses jalan menuju empat dusun di dua desa tersebut dapat dilalui kembali dan bantuan serta pendataan korban bencana segera dapat dilakukan. "Ada satu dua warga dari empat dusun itu bisa keluar dari dusunnya dan memberitahu kondisi warga masih baik namun mendesak dikirim bantuan makanan dan lain-lainnya," ucapnya.
Sigit mengaku hingga saat ini listrik masih mati dan jaringan komunikasi tidak ada sehingga data korban banjir dan tanah longsor khususnya di Desa Selopamioro belum masuk.
"Tidak ada sinyal untuk komunikasi. Mau datangi lokasi, akses jalan satu-satunya tertimbun longsor. Saat ini alat berat sudah dikerahkan untuk membersihkan longsoran tanah yang memutus jalan utama," tuturnya.
Lebih jauh Sigit mengatakan para pengungsi yang menginap di posko pengungsian yang jumlahnya lebih dari 1.000 pengungsi juga sudah 70 persen pulang ke rumahnya masing-masing.
"Kemarin sudah ada yang pulang dan hari ini semakin banyak pengungsi yang pulang," ujarnya menambahkan.
Anang salah warga Desa Selopamioro mengatakan alat berat yang diturunkan sudah bisa membuka akses jalan ke Dusun Jetis sehingga bantuan sudah bisa sampai ke warga. Namun demikian untuk listrik masih mati dan tidak ada sinyal untuk komunikasi.
"Satu-satunya cara berkomunikasi dengan HT atau datang langsung ke lokasi. Namun untuk HT warga tak ada yang punya," ujarnya.