DPR Sebut KPK Biasa Gaya 'Tukang Bubur', Jangan Jadi Pemanah

Anggota DPR dari PDIP, Arteria Dahlan (kiri).
Sumber :
  • Antara/ Prasetyo Utomo

VIVA – Politikus PDI-Perjuangan Arteria Dahlan menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seperti main panah dalam menetapkan calon kepala daerah yang sedang mengikuti proses Pilkada Serentak 2018. Padahal gaya tersebut akan menimbulkan kegaduhan dalam demokrasi.

"Penyidikan KPK kali ini jangan melulu kaya main panah, biasanya kan KPK ini tukang bubur, main dari pinggiran. Terus kok kali ini ngotot kaya main panah begini," kata Arteria dalam acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan tvOne, Selasa malam 20 Maret 2018.

Arteria mempertanyakan, apa urgensinya bila KPK menjerat tersangka calon kepala daerah sebelum pilkada. Sebab, dia menilai hal itu justru lebih banyak mudaratnya baik mengenai hukum, maupun sektor politik.

"Jadi jangan ajarin kebodohan. Dipanggil KPK itu wah-wah sudah pasti (dicap) koruptor, sudah pasti (disangka akan) ditahan, sebentar lagi masuk penjara. Ini bicara citra Pak, orang kampanye itu jualannya citra. Jangan sampai KPK dibilang biang kekalahan," kata Arteria.

Menurut anggota DPR dari Fraksi PDIP itu, seharusnya kalau memang KPK temukan bukti untuk menjerat seseorang, seharusnya tidak dijerat saat orang tersebut sudah ditetapkan sebagai pasangan calon kepala daerah di Pilkada 2018. 

"Atau ditunda sampai proses pilkada selesai," kata Arteria. (ren)