Momen Jokowi Ancam Reshuffle Menteri yang Anggap Biasa Krisis di RI

Sumber :

VIVA – Presiden Joko Widodo mengancam para menteri yang menganggap krisis di Indonesia saat ini merupakan hal yang biasa. Kepala Negara mengajak para jajarannya untuk menyikapi serius krisis yang terjadi selama 3 bulan belakangan ini.

Menurut dia, seluruh menteri dan jajarannya bertanggung jawab terhadap 267 juta penduduk di seluruh Indonesia.

"Ini tolong digarisbawahi, dan perasaan itu tolong kita sama. Ada sense of crisis yang sama," kata Jokowi di hadapan para Menterinya dalam sidang kabinet, dikutip Senin 29 Juni 2020. 

Baca juga: Jokowi Ultimatum Reshuffle Kabinet, Minta Menteri Bekerja Lebih Keras

Mengutip data Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Jokowi menyebut pertumbuhan ekonomi dunia akan terkontraksi minus 6-7,6 persen. Sedangkan Bank Dunia menyampaikan prediksi bahwa ekonomi dunia akan minus 5 persen. 

"Perasaan ini harus sama. Kita harus ngerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita. Saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," kata dia. 

Untuk itu, dia menegaskan, para menteri harus bekerja secara ekstra luar biasa. Dia menegaskan akan membuka langkah politik atau langkah pemerintahan seperti reshuffle kabinte hingga membubarkan lembaga.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi, kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, Artinya tindakan-tindakan yang extra ordinary keras akan saya lakukan," kata dia.

Jokowi juga menyinggung kebijakan pemulihan ekonomi nasional. Misalnya di bidang kesehatan, yang dianggarkan Rp75 Triliun, baru keluar 1,53 persen. Uang beredar di masyarakat, menurut dia, terhenti di situ jika tidak segera disalurkan.

“Segara itu dikeluarkan dengan penggunaan-penggunaan yang tepat sasaran. Sehingga men-trigger ekonomi. Pembayaran tunjangan untuk dokter, dokter spesilias, untuk tenaga medis, segera keluarkan. Belanja-belanja untuk peralatan segera keluarkan. Ini sudah disediakan Rp75 triliun,” katanya.

>