Survei: Pepet Terus PDIP, Elektabilitas Golkar Moncer

Ketum Golkar saat acara puncak HUT ke-56 Partai Golkar
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Indonesia Development Monitoring (IDM) merilis hasil riset survei terbarunya terkait elektabilitas partai politik menuju Pemilu 2024. Hasil survei IDM diketahui, Golkar terus memepet PDIP.

Direktur Eksekutif IDM, Fahmi Hafel menyampaikan dalam survei menyampaikan pertanyaan terbuka atau top of mind terhadap responden. Temuannya, sekitar 14,7 persen responden mengaku akan memilih PDIP. Sementara, Golkar di posisi kedua dipilih dengan 13,90 persen.

Sementara, Gerindra ada di posisi tiga dengan 9,20 persen, PKB 5,9 persen, Nasdem 5,20 persen, PKS 4,40 persen, PPP 3,20 persen, Demokrat 2,90 persen, Perindo 2,8 persen, PAN 2,6 persen dan PSI 2,1 persen.

"Sisanya kurang dari 2 persen. Sementara yang tidak memilih 27,9 persen," ujar Fahmi, dalam keterangannya, Kamis, 25 Maret 2021.

Pun, responden diajukan pertanyaan tertutup soal parpol pilihan jika Pileg digelar sekarang. Temuan survei diketahui PDIP dipilih 17,1 persen disusul Golkar 16,4 persen, Gerindra 9,9 persen, PKB 7,5 persen, Nasdem 6,8 persen, dan PKS 5,1 persen.

Berikutnya ada Demokrat 3,6 persen, PPP 3,1 persen, PAN 3,1 persen, Hanura 2,9 persen, PSI 2,4 persen, Perindo 1,9 persen, PBB 1,6 persen, Garuda 1,1 persen, Berkarya 0,4 persen. Sementara, yang belum memilih sebanyak 17,1 persen.

Helmi menjelaskan merujuk data tersebut, rakyat masih percaya bahwa pemerintahan Jokowi bisa membawa Indonesia menghadapi krisis akibat pandemi COVID-19. Status PDIP, Golkar, dan Gerindra merupakan barisan pendukung koalisi pemerintah.

"Buktinya berdampak pada tingkat elektabilitas PDIP dan Partai Golkar yang meningkat dibandingkan survei IDM Januari 2021," jelas Helmi.

Menurut dia, dibanding survei Januari 2021, PDIP di posisi satu mengalami kenaikan dari 16,7 persen jadi 17,1 persen. Sementara, Golkar dari 16,1 persen menjadi 16,4 persen. Begitu pun juga dengan Gerindra dari 5,2 persen naik jadi 9,9 persen dan menduduki posisi tiga.

Meningkatnya elektabilitas Golkar yang meningkat karena partai berlambang beringin itu konsisten dalam program mendukung pemerintahan Jokowi. Selain itu, Golkar dinilai punya kader yang militan dan secara tradisional memiliki pendukung setia di daerah.

Helmi menekankan dari survei diketahui Demokrat mengalami kemerosotan karena isu dualisme kepengurusan. Elektabiltas Demokrat yang sempat moncer ke angka 11,6 persen pada Januari kini merosot jadi peringkat tujuh dengan 3,6 persen.

Helmi menyampaikan setiap persoalan konflik parpol akan mempengaruhi elektabilitas parpol. Efekny, suara pemilih Demokrat akan bimbang, menentukan pilihan.

"Ini akibat dampak dari KLB Partai Demokrat yang membuat status kepengurusan Partai Demokrat menjadi dualisme dan membuat masyarakat ragu untuk memberikan pilihan,” ujarnya.

Survei IDM ini digelar pada 4 Maret hingga 15 Maret 2021. Metode yang dilakukan dengan wawancara lewat telepon sebanyak tiga kali dengan jumlah sampel 2.180 warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih. 

Responden yang dipilih berada di rentang usia 20 hingga 54 tahun di semua kelas sosial ekonomi. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,1 persen.