Suara Terbanyak Ancam Elit Partai

Sumber :

VIVAnews - Partai Demokrat menilai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menerapkan sistem suara terbanyak bagi calon legislatif akan mengancam keberadaan para elit partai.

Menurut Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Anas Urbaningrum, setiap ketentuan pasti akan mempunyai konsekuensi penetapan calon terpilih berdasarkan suara terbanyak. Sehingga bagi elit-elit partai yang tidak tepat daerah pemilihan (dapil), tidak mau bekerja keras di lapangan, dan kurang dikenal, bisa tersingkirkan oleh calon legislatif (caleg) artis atau caleg lokal yang populer.

Tapi, kata dia, pola suara terbanyak tidak akan menguburkan para elit partai jika dapilnya tepat dan tokoh yang bersangkutan segera bekerja keras berkomunikasi intensif dengan para konstituennya. "Masih ada tiga bulan lagi bagi para caleg untuk berjuang di lapangan," kata Anas kepada VIVAnews di Jakarta, Sabtu, 3 Januari 2009.

Anas mengakui, caleg yang populer memang mempunyai modal awal yang menguntungkan, tapi segmen pemilih yang kalkulatif dan cerdas juga makin besar jumlahnya.

Pemilih jenis ini, lanjut dia, lebih mementingkan kompetensi, bukan popularitas. Sebab itu, suara terbanyak bukan berarti kiamat bagi para elit partai, hanya saja mereka harus rajin dan bekerja keras. Sebab, kesaktian nomor urut sudah dikubur oleh putusan MK.

"Pada akhirnya, suara terbanyak akan mendorong munculnya politisi yang rajin dan dekat dengan rakyat, serta mengusir politisi yang malas dan hanya dekat dengan para elit partai," tegas Anas.