Meski Dikritik, Komisi I Tetap ke Luar Negeri

Perompak Somalia
Sumber :
  • www.guardian.co.uk

VIVAnews - Komisi I DPR yang juga membidangi masalah luar negeri menerima kritik masyarakat atas kunjungan luar negeri ke empat negara, yaitu Amerika Serikat, Turki, Rusia, dan Perancis. Meski tengah terjadi penyanderaan warga Indonesia oleh pembajak Somalia, kunjungan kerja ini tak bisa dibatalkan.

"Kritik boleh kami terima, tapi jangan karena peristiwa segala sesuatu berhenti. Semua harus tetap berjalan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Hayono Isman, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, semalam.

Menurut Hayono, persiapan kunjungan kerja DPR ini sudah lama dipersiapkan. Bukan dilakukan secara mendadak. Maka itu, kunjungan kerja yang sudah dipersiapkan jauh hari itu tidak bisa dibatalkan tiba-tiba.

"Apa musibah bisa membuat kami berhenti bekerja? Ini tetap harus jalan, tentunya sesuai dengan porsinya," ujar politisi dari Fraksi Demokrat ini.

Hayono menegaskan, bila bencana alam itu terjadi di negara tujuan, misalnya di Jepang, maka pertimbangan untuk membatalkan kunjungan kerja bisa diterapkan. Tetapi itu tidak bisa diterapkan untuk kasus penyanderaan Somalia.

Tidak hanya itu, lanjut Hayono, Komisi I DPR sudah cukup menghemat biaya untuk melakukan kunjungan kerja ke empat negara ini. Penghematan dilakukan dengan cara mengurangi biaya penginapan.

"Kami tak pakai hotel. Kami menginap di Wisma RI yang ada di Washington dan New York. Bahkan, ada yang kunjungan kerja memakai dana pribadi, seperti Tantowi Yahya," ujar mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini.

Sebanyak 20 ABK Kapal Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia jadi korban sandera perompak Somalia sejak 16 Maret lalu. Setelah melakukan perundingan antara pihak ABK dan para perompak, akhirnya disepakati tebusan diturunkan menjadi US$3 juta (Rp27 miliar). Sebelumnya pihak perompak meminta tebusan hingga US$3,5 juta (Rp30 miliar).