Jokowi Wanti-wanti Perbankan Bisa Kalah oleh Produk Online

Presiden Jokowi dan Menkeu Sri Mulyani.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA – Presiden Joko Widodo mewanti-wanti sektor perbankan di Indonesia, bisa ditumbangkan oleh produk-produk keuangan yang dikeluarkan perusahaan-perusahaan berbasis internet. Salah satu contoh kasus yang terjadi adalah dominasi produk tabungan investasi 'Yu’ebao' di Tiongkok, yang dikeluarkan raksasa e-commerce Alibaba pada 2013.

"Hati-hati dengan fenomena-fenomena seperti ini. Hati-hati," ujar Jokowi, berbicara dengan para pimpinan bank umum di Istana Negara, Jakarta, Kamis 15 Maret 2018.

Jokowi menyampaikan, saat pertama dikeluarkan, kalangan perbankan di Tiongkok tidak mengira Yu'ebao akan menjadi saingan berat produk-produk keuangan mereka, karena Alibaba sama sekali bukan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan.

"Mereka berpikir kok aneh, sebuah retailer online, Alibaba, masuk ke produk tabungan," ujar Jokowi.

Meski demikian, Alibaba mengintegrasikan Yu'ebao dengan 'Alipay', yang merupakan layanan pembayaran online mereka. Hasilnya, tanpa usaha yang keras, Alibaba secara otomatis mendapat nasabah yang jumlahnya besar. Ringkasnya, skema investasi Yu'ebao juga membuat pengguna jasa Alibaba berbondong-bondong menginvestasikan uang mereka.

"Dalam waktu yang hanya empat tahun, yang namanya Yu'ebao melejit, dan sekarang menjadi produk tabungan terbesar di dunia," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, pada 2017, Yue'bao mengelola uang nasabah dengan nilai US$160 miliar. Jumlah itu melampaui dana serupa yang dikelola JPMorgan Chase yang berada pada nilai US$150 miliar.

"Proses-proses seperti inilah yang mari kita sadari. Dan, saya mengajak inovasi-inovasi seperti ini yang harus kita siapkan dan kita cari, dan kita pakai untuk melejitkan dunia perbankan kita, dunia keuangan kita," ujar Jokowi.