Laba Bersih PLN Merosot Tajam

Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Laba bersih PT PLN (Persero) tahun 2017 merosot tajam meskipun pendapatan usahanya meningkat. Penyebabnya, kenaikan harga energi primer PLN yakni batubara yang terus menanjak sepanjang 2017.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, pencapaian laba bersih PLN sepanjang tahun 2017 adalah sebesar Rp4,42 Triliun. Angka ini lebih rendah dibanding laba bersih pada periode sama di 2016 yang sebesar Rp8,15 Triliun.

"Penurunan laba terutama disebabkan oleh kenaikan biaya energi primer batubara," kata Sarwono seperti dikutip dalam keterangan resmi PLN, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.

Padahal, pendapatan usaha PLN meningkat sebesar 14,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp255,29 Triliun. Peningkatan pendapatan usaha ini seiring dengan adanya pertumbuhan penjualan sebesar 7,1 Tera Watt Hour (TWh) selama tahun 2017 dibanding tahun 2016.

"Seiring dengan pertumbuhan produksi listrik tersebut, beban usaha perusahaan tahun 2017 juga naik sebesar Rp21,02 triliun atau 8,30 persen menjadi Rp275,47 triliun," katanya.

Harga batubara diketahui mengalami kenaikan yang signifikan sejak akhir tahun 2016. Hal ini tentu memengaruhi keuangan PLN sebab 58 persen produksi listrik PLN berasal dari energi primer batubara.

Pada Tahun 2017, biaya pokok produksi PLN naik Rp16,46 triliun akibat kenaikan harga batubara yang menyesuaikan dengan Harga Batubara Acuan (HBA) pasar.