Tiket Mahal, Penumpang Pesawat Februari Turun 15 Persen
- VIVA.co.id/Sherly
VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah penumpang angkutan udara Februari 2019 mengalami penurunan yang signifikan. Bulan itu, penumpang angkutan udara domestik tercatat 5,6 juta orang, turun 15,46 persen dibanding Januari 2019 yang sebanyak 6,6 juta orang.
Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan, turunnya jumlah penumpang angkutan udara tersebut lebih disebabkan faktor musiman, lantaran jumlah hari di Februari lebih sedikit dibanding bulan sebelumnya.
Namun dia juga tidak memungkiri, turunnya penumpang itu juga dipicu oleh masih tingginya tarif pesawat sepanjang bulan tersebut.
"Turun jauh dibandingkan Januari 2019 yang 6,6 juta orang. Ada berbagai alasan, pertama memang Februari jumlah harinya lebih pendek dibanding Januari, kedua memang persoalan harga tiket yang menjadi keluhan," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin, 1 April 2019.
Dia pun membuktikan, tingginya tarif tiket pesawat yang memicu penurunan jumlah penumpang angkutan pada bulan tersebut tergambar dari turun tajamnya jumlah penumpang di seluruh bandara-bandara utama Indonesia.
Misalnya, lanjut dia, di Bandara Kualanamu, Medan, jumlah penumpang turun sebesar 29,17 persen, Hasanuddin, Makassar turun 19,11 persen, Ngurah Rai, Denpasar turun 16,73 persen, Juanda, Surabaya turun 15,56 persen, dan Soekarno Hatta, Jakarta turun 7,40 persen.
"Itu terlihat di berbagai airport yang berpengaruh turun tajamnya jumlah penumpang pada Februari sebesar 15,46 persen month to month, secara yoy (year on year) turun 18,51 persen, dan ctoc (cumulative to cumulative) juga turun 15,38 persen," tegas dia.
Adapun jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri atau internasional, dikatakannya juga mengalami penurunan 7,04 persen secara bulanan, yakni hanya tercatat 1,4 juta orang pada Februari 2019.
Meski begitu, lanjut Suhariyanto, secara kumulatif jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri dari Januari hingga Februari masih meningkat 7,38 persen menjadi 2,9 juta orang.
"Penerbangan internasional tidak terlalu berdampak. Month to month nya memang turun karena seasonality. Tapi penerbangan internasional year on year nya masih naik 3,49 persen," tutur dia. (hty)