BNI Setor Dividen Rp492 Miliar ke Kas Negara Tahun Buku 2020
- vivanews/Andry Daud
VIVA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahun (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI menyetujui pembagian dividen sebesar 25 persen dari laba bersih tahun buku 2020. Nilainya mencapai sekitar Rp820,1 miliar. Dari total tersebut, sebesar 60 persen disetorkan ke kas negara.
"Dengan memperhitungkan komposisi saham milik pemerintah yang sebesar 60 persen, maka BNI akan menyetorkan dividen sebanyak Rp492,58 miliar ke rekening kas umum negara," kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, dalam telekonferensi, Senin 29 Maret 2021.
Royke menjelaskan, adapun dividen bagian publik atas kepemilikan 40 persen saham senilai Rp327,52 miliar, akan diberikan kepada para pemegang saham sesuai dengan kepemilikannya masing-masing.
Selain itu, lanjut Royke, dewan direksi perseroan dengan hak substitusi juga akan menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen tahun buku 2020, sesuai dengan ketentuan. "Sedangkan, sebanyak 75 persen dari laba bersih tahun lalu atau senilai Rp2,46 triliun, akan digunakan sebagai saldo laba ditahan," ujar Royke.
Dia menambahkan, pihak manajemen perseroan telah mengambil sejumlah langkah, strategi, dan kebijakan, yang bertujuan untuk mempertahankan kinerja mereka di tengah kondisi yang cukup sulit ini. Pihak Komisaris secara konsisten turut pula mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank tahun 2020, antara lain melalui evaluasi terhadap Rencana Bisnis Bank serta kinerja keuangan tahun 2020.
Para pemegang saham mendukung sepenuhnya berbagai kebijakan strategis yang diambil pada 2021, dalam menghadapi tantangan dan dinamika bisnis yang cepat. Adapun kebijakan-kebijakan strategis itu adalah pertama, meningkatkan kualitas kredit melalui perbaikan manajemen risiko.
Kedua, meningkatkan digital capability dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Ketiga, meningkatkan ekspansi bisnis secara berkelanjutan. Keempat, meningkatkan CASA dan FBI melalui peningkatan transaksi. Kelima, optimalisasi jaringan dan bisnis Internasional dengan memperkuat kerja sama atau partnership. Keenam, optimalisasi Kontribusi Perusahaan Anak.
"Dan ketujuh, optimalisasi HC (human capital) dalam mendukung bisnis bank," ujarnya.
Diketahui, RUPST kali ini juga memutuskan perubahan pengurus perseroan, yakni dengan mengangkat Erwin Rijanto Slamet yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia, menjadi Komisaris Independen menggantikan Joni Swastanto yang telah berakhir masa jabatannya.
Sehingga, susunan Komisaris perseroan adalah sebagai berikut
Komisaris:
1. Komisaris Utama/ Komisaris Independen: Agus DW Martowardojo,
2. Wakil Komisaris Utama/ Komisaris Independen: Pradjoto,
3. Komisaris Independen: Sigit Widyawan,
4. Komisaris Independen: Septian Hario Seto,
5. Komisaris Independen: Asmawi Syam,
6. Komisaris Independen: Iman Sugema,
7. Komisaris Independen: Erwin Rijanto Slamet,
8. Komisaris: Askolani,
9. Komisaris: Ratih Nurdiati,
10. Komisaris: Susyanto.
Direksi:
1. Direktur Utama: Royke Tumilaar,
2. Wakil Direktur Utama: Adi Sulistyowati,
3. Direktur Keuangan: Novita Widya Anggraini,
4. Direktur Manajemen: Risiko David Pirzada,
5. Direktur Treasury & International: Henry Panjaitan
6. Direktur Bisnis Konsumer: Corina Leyla Karnalies,
7. Direktur Bisnis UMKM: Muhammad Iqbal,
8. Direktur IT dan Operasi: YB Hariantono,
9. Direktur Human Capital dan Kepatuhan Bob Tyasika Ananta,
10. Direktur Hubungan Kelembagaan Sis Apik Wijayanto,
11. Direktur Corporate Banking Silvano W. Rumantir, dan
12. Direktur Layanan dan Jaringan Ronny Venir.