Produksi Minyak Goreng di Sumut Surplus 50 Ribu Ton per Tahun

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ B.S. Putra (Medan)

VIVA – Sumatera Utara memproduksi 230 ribu ton minyak goreng per tahun. Sementara konsumsi atau kebutuhan minyak goreng 180 ribu ton per tahun. 

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjelaskan, dengan jumlah produksi dikurangi dengan kebutuhan atau konsumsi, Sumatera Utara memiliki stok berlebih atau surplus 50 ribu ton per tahun.

"Kita punya standar, seharusnya Sumatera Utara surplus. Pastinya, Anda tahu. Kita 230 ribu ton per tahun. Tapi kita pakai cuma 180 ribu ton. Itu hitung-hitungan di 33 kabupaten/kota, harusnya dia lebih (surplus) 50 ribu ton lebih per tahun," kata Edy kepada wartawan, saat mendampingi Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi di Pusat Pasar Central, Kota Medan, Sabtu, 26 Februari 2022.

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi di rumah dinasnya.

Photo :
  • VIVA/B.S Putra

Sumatera Utara memiliki perkebunan kepala sawit yang luas sehingga produksi CPO melimpah. Namun, di provinsi ini sempat terjadi kelangkaan minyak goreng dan harganya mahal.

Untuk memastikan distribusi minyak goreng berjalan baik, mantan Pangkostrad itu mengungkapkan, ia melakukan pemantauan ke pasar-pasar, pukul 05.00 WIB tadi.

"Tadi pagi saya monitor, minyak sudah turun ke pasar dan kita mulai bisa mengurai ini sehingga masyarakat kita bisa merdeka lagi menikmati minyak goreng murah," ujar Gubernur Edy. 

Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi meminta Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Pemerintah Provinsi Sumut, untuk melakukan tindak tegas secara hukum kepada pelaku usaha yang bermain-main dan memanfaatkan situasi saat ini terkait pendistribusian minyak goreng.

"Saya minta tolong pak Gubernur, untuk memastikan. Pendistribusian baik, distribusi jelas agar harga sesuai dengan ketentuan pemerintah. Karena barang banyak, kalau sampai ada yang macam-macam untuk tindak tegas pak gubernur secara hukum," ujar Lutfi.

Lutfi menjelaskan, ketersediaan dan pendistribusian minyak goreng sudah berjalan sejak 2 atau 3 hari lalu. Seharusnya, pendistribusian dilakukan pekan lalu. Hal itu, untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng di tengah masyarakat.

"Ini masalah distribusi di seluruh Sumatera Utara. Setelah ini, saya akan berbicara dengan Kadis Perdagangan dan Perindustrian se-Sumatera Utara di rumah dinas gubernur. Memastikan minyak ada," kata Lutfi.

Lutfi mengungkapkan dalam perhitungan pihak Kemendag bahwa Sumut sudah memiliki cadangan minyak surplus dari 15 hari lalu. Tapi, diduga ada indikasi permasalahan di tingkat pendistribusian dari produsen ke pasar tradisional dan pasar modern di provinsi ini.

"Dalam perhitungan kami pak, sudah surplus dan sudah lebih 15 hari cadang minyak untuk Sumatera Utara. Jadi, artinya apa? Barangnya banyak sekali, lebih banyak daripada lebih seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Tapi belum turun ke bawah," kata Lutfi.