Laba Bersih Konsolidasi BUMI Resource hingga Kuartal III-2022 Capai Rp5,93 Triliun

Kegiatan kelompok usaha PT Bumi Resources Tbk.
Sumber :
  • Bumi Resources

VIVA Bisnis – Vice President Investor Relations and Chief Economist PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Achmad Reza Widjaja, melaporkan bahwa net income atau laba bersih BUMI di sembilan bulan pertama 2022 yakni sebesar US$383 juta atau Rp 5,93 triliun (asumsi kurs Rp 15.500 per US$).

Sementara laporan konsolidasi BUMI Resources termasuk PT Kaltim Prima Coal (KPC) mencatat, total laba bersih yang dihasilkan oleh BUMI yakni sebesar US$819,2 juta atau Rp 12,69 triliun.

"Dibandingkan dengan (total net income) tahun 2021 yang hanya sebesar US$243,3 juta atau Rp 3,77 triliun, atau meningkat sebesar 237 persen," kata Reza dalam telekonferensi, Selasa 29 November 2022.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 29 November 2022: Global Datar, Antam Kilaunya Masih Redup

Dia menambahkan, jika disandingkan antara laporan konsolidasi dengan current reporting standar (standar pelaporan terkini), dapat dilihat bahwa perbedaan laba bersih BUMI Resources cukup jauh. Dari laba konsolidasi yang sebesar US$819 juta, dengan laba hasil reporting standar yang hanya US$383 juta.

Jika dibandingkan antara sembilan bulan pertama 2022 dengan sembilan bulan pertama 2021, revenue BUMI 2022 meningkat sebesar 67 persen dari US$3.754,1 juta pada 2021 menjadi US$6.258 juta pada 2022. Kemudian, cost of revenue meningkat sebesar 57 persen, dari US$2.807,4 juta pada 2021 menjadi US$4.420,1 juta pada 2022.

"Sehingga gross profit meningkat 94 persen menjadi US$1.838,7 juta pada 2022, dari sebelumnya US$946,7 juta pada 2021," ujar Reza.

Kegiatan penambangan Bumi Resources Minerals, anak usaha Bumi Resources.

Photo :
  • Bumi Resources Minerals

Kemudian, ada pula biaya operasi yang meningkat sebesar 6 persen, dari US$189,9 juta pada 2021 menjadi US$201,9 juta pada 2022. Begitu juga pendapatan dari sisi operasional yang meningkat 116 persen, dari US$756,8 juta pada 2021 menjadi US$1.636,8 juta pada 2022.

Jika dibandingkan margin kepada revenue, tercatat juga meningkat dari 20,2 persen pada 2021 menjadi 26,2 persen pada 2022. Hal itu seiring Income Before Tax yang meningkat sebesar 145 persen, dari US$598,8 juta pada 2021 menjadi US$1.464,5 juta pada 2022.

"Kemudian income meningkat 237 persen atau sebesar US$575,9 juta, dari US$243,3 juta di sembilan bulan 2021 menjadi US$819,2 juta di sembilan bulan pertama 2022," ujarnya.