InJourney Jamin Kesiapan Sektor Penerbangan Layani Mudik Lebaran 2023, Ini Strateginya

Konfrensi pers holding BUMN InJourney
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA Bisnis – Dua bandara anggota holding BUMN InJourney, yakni PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II), berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaiknya selama masa mudik Lebaran 2023.

President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin menegaskan, pihaknya akan nenekankan fokus pada Bandara Soekarno-Hatta, yang menjadi bandara terbesar dan bandara asal keberangkatan para pemudik ke berbagai wilayah di Indonesia.

"Persiapan dilakukan dengan optimal guna menghadapi puncak arus mudik penerbangan, yang diprediksi terjadi pada 19-21 April dan puncak arus balik pada tanggal 29-30 April 2023," kata Awaluddin dalam konferensi pers di kantor InJourney, Kamis, 13 April 2023.

Dia berharap AP II dapat melayani penumpang secara optimal, dengan potensi pergerakan pesawat yang diprediksi mencapai 1.208 pergerakan. Awaluddin menambahkan, pihaknya tak hanya fokus pada layanan penerbangan saja, namun juga menyiapkan koodinasi terkait transportasi darat yang akan digunakan setelah penumpang usai tiba di Bandara.

"Kami juga menyiapkan ground handling yang sesuai, tepat, dan terukur dalam melayani pesawat," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi, memprediksi bahwa lonjakan penumpang pada musim mudik Lebaran 2023 akan terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air. "Lonjakan terbesar diprediksi akan terjadi di Bandara Bali, Surabaya, Makassar, dan Yogya," kata Faik.

Selain itu, Faik mengatakan jika pihaknya juga menerapkan konsep manajemen berbasis lalu lintas, untuk memitigasi bila terjadi kerugian di sisi penumpang. Dengan data yang telah diperoleh satu hari sebelumnya, maka akan disiapkan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas-fasilitas tambahan yang dibutuhkan. "Di mana kami juga sudah melakukan uji coba, dan kini diterapkan untuk mengoptimalkan layanan di Bandara," ujar Faik.

Dengan digitalisasi, data dan pencatatan lainnya juga akan dapat terukur sehingga pola ini dapat direalisasikan. Di sisi lain, Angkasa Pura I juga akan berkolaborasi dengan stakeholder terkait di Bandara, sehingga dapat mengantisipasi dan memitigasi dengan lebih mudah.

"Misalnya saja terjadi delay, dengan adanya kolaborasi maka kita berusaha meminimalkan keterlambatan waktu. Jadi pengalaman di angkutan Nataru dan Angleb tahun-tahun sebelumnya dapat menjadi tantangan bagi kami untuk melayani lebih baik lagi," ujarnya.