Peluang Bisnis Logistik di RI Masih Besar, Pendiri Lion Air Group Sayangkan Soal Tingginya Biaya

Komisaris Utama dan Pendiri Lion Air Group, Rusdi Kirana, dalam acara peresmian mega hub Lion Parcel di kawasan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Kamis, 29 Februari 2024.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta - Komisaris Utama dan Pendiri Lion Air Group, Rusdi Kirana megungkapkan bisnis logistik di Tanah Air hingga sangat ini masih sangat menjanjikan. Terutama untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

Meski demikian, Bos Lion Air itu menyayangkan soal masih tingginya biaya logistik di Tanah Air, meskipun perusahaan logistik kian bertumbuh seiring dengan bisa menyebarnya komoditas dan barang dengan harga terjangkau.

"Membuat perusahaan logistik itu tak mudah karena perlu membangun infrastruktur. Tak kalah penting adalah adanya kedisiplinan, tertib, dan punya nilai yang tinggi," kata Rusdi dalam acara peresmian mega hub Lion Parcel di kawasan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Kamis, 29 Februari 2024.

Chief Executive Officer Lion Parcel, Farian Kirana (tengah), saat meresmikan mega hub Lion Parcel di kawasan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Kamis, 29 Februari 2024.

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Dia menambahkan, salah satu nilai yang penting adalah bahwa konsumen yakin komoditas atau barang sampai tepat waktu. Rusdi mengatakan, hal ini tidak akan berhasil tanpa biaya yang diatur dengan efisien dan dengan produktivitas yang tinggi.

Menurutnya, apapun usaha yang dibuat, kalau biayanya tidak sekompetitif mungkin maka hal itu tidak mungkin jalan. "Negara ini berupa kepulauan yang sangat membutuhkan penyebaran logistik. Ini bukan negara kecil, bentangannya 5.000 mil," ujarnya.

Rusdi menambahkan, Lion Parcel yang merupakan anak usaha Lion Air Group dan berdiri sejak 14 Februari 2013 itu, awalnya bernama Lion Express dan dikelola oleh keponakannya, Farian Kirana, beserta jajarannya.

“Usaha ini unik. Positifnya adalah kompetisinya tidak sebanyak dan seketat usaha yang lain. Namun membangunnya tak mudah dan tak bisa dijalankan tanpa efisiensi. Nanti dalam 10 tahun ke depan, harapannya Lion Parcel akan menjadi lebih baik lagi," kata Rusdi.

Dia mengaku, dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengembangkan perusahaan logistik seperti Lion Parcel. “Untuk memilik armada 1.000 truk, Lion Parcel butuh 11 tahun dan mentalitas yang kuat," ujar Rusdi.

Selain itu, lanjut Rusdi, Lion Parcel yang menjadi besar juga tidak bisa berdiri sendiri, karena harus didukung oleh induknya. Yakni maskapai penerbangan Lion Air, yang menguasai 50 persen pangsa pasar di Indonesia.

“Ke depan, Lion Parcel harus tidak bergantung pada Lion Air Group. Harus menjalin kreativitas dengan menggunakan maskapai udara di luar induknya. Jadi, Lion Parcel harus jadi perusahaan profesional dan independen nantinya," ujarnya.