Sodetan Ciliwung-KBT Meleset Jauh dari Jadwal

Proyek Sodetan Kali Ciliwung
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Proyek pembangunan dan pengeboran sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT), yang dikerjakan PT Wijaya Karya Tbk bersama dengan PT Wijaya Karya Beton Tbk, hingga saat ini masih terhambat, karena lambatnya penyelesaian pembebasan lahan.

Proyek ini sebelumnya diharapkan dapat selesai pada Februari 2015. Namun, karena proses pembebasan lahan yang masih belum dapat dilaksanakan, proyek ini dipastikan tidak dapat selesai pada tahun ini.

"Kendala masalah pembebasan lahan, secara teknis sudah bisa kami atasi. Yang di sekitar pintu masuk (inlet) masih dalam proses, yang belum berhasil dibebaskan. Proyek ini sudah berjalan dari awal Januari 2014. Dan sudah tertunda dari awal Januari itu," kata Manajer Proyek Wijaya Karya, Ismu Sutopo, saat ditemui di Kantor Lapangan Proyek Sodetan Kali Ciliwung, di Jakarta, Rabu 20 Mei 2015.

Ismu mengatakan, dari data yang didapatkan, ada sekitar 400 kepala keluarga (KK) yang masih bertahan di lokasi. Hingga saat ini, ratusan warga tersebut masih enggan memberikan izin kepada pihak terkait untuk memulai proyek sodetan.

Proyek senilai Rp492,6 miliar ini memiliki luas 5.000 meter persegi, dari pintu masuk (inlet) dan pintu keluar (outlet). Lahan seluas sekitar 3.000 meter persegi dibutuhkan untuk pintu air pipa terowongan di bagian Kali Ciliwung di Bidara China, Jatinegara.

Sayangnya, lahan outlet seluas sekitar 2.000 meter persegi yang ada di Kali Cipinang, Cipinang Besar Selatan, masih disewakan kepada PT Subur Brothers.

Menurut Ismu, pengerjaan di sekitar outlet sudah sekitar 30 persen, dan diharapkan dapat selesai pada Oktober 2015. "Outlet selesai Oktober. Line kedua mulai awal Juni," ujarnya.

Ia juga menjelaskan, pembebasan lahan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Pemkot Jakarta Timur, selaku Panitia Pengadaan Tanah (P2T). Ismu menyatakan, pembebasan lahan di titik inlet dan outlet dibutuhkan sebagai titik awal pengeboran sodetan Kali Ciliwung.

Mata bor dari kedua titik itu akan bertemu di bagian arriving shaft, yang saat ini sedang dibangun di Jalan Otista III, Jatinegara.