MNC Investama Targetkan Dapat Rp2 Triliun dari Rights Issue

Gedung MNC Tower
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – PT MNC Investama Tbk (BHIT) berencana menerbitkan saham baru (rights issue) tahun ini. Perseroan berharap, aksi korporasi tersebut bisa menggalang dana segar hingga Rp2 triliun.

Wakil Direktur MNC Investama Darma Putra menjelaskan, rights issue tersebut terbagi dua, yakni penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan non HMETD.

Non HMETD diharapkan bisa meraup dana sekira Rp500 miliiar, sementara HMETD sebesar Rp1,5 triliun.

"Jumlahnya nanti tergantung. Tapi, untuk yang non HMETD sekira Rp500 miliar, dan HMETD itu sekira Rp1,5 triiliun. Jadi, total mungkin Rp2 triliun," ungkapnya di MNC Tower Kebon Sirih, Jakarta, Rabu 4 Mei 2016.

Darma menjelaskan, sebenarnya rights issue non HMETD sudah direncanakan akan diterbitkan pada 21 Mei 2015. Namun, rencana tersebut batal dilakukan, lantaran harga saham yang tidak sesuai yang diharapkan.

"Kita batalkan, karena saat itu harganya di atas harga pasar sekarang, jadi enggak guna. Kita keluarkan lagi, supaya harganya sesuai. Kalau jauh di atas harga pasar sekarang, siapa yang mau beli?" ujarnya.

Rights issue non HMETD rencananya akan dilepas sebanyak-banyaknya delapan persen dari modal disetor, atau sekira 3,112 miliar saham. Pelepasan saham tersebut dilepas dengan nominal Rp100 per saham.

Kemudian, untuk rights issue HMETD, akan dilepas sebanyak-banyaknya 8,558 miliar. Saham tersebut juga akan dihargai senilai Rp100 per saham.

Dana hasil rights issue tersebut rencananya akan digunakan untuk menyuntikkan modal kepada unit-unit usaha. Selain itu, sebagian dana juga akan diigunakan untuk melakukan akuisisi beberapa perusahaan yang sedang diincar perseroan.

"Dana yang ada bisa kita gunakan untuk banyak hal. Bisa digunakan untuk akuisisi perusahaan yang kita lihat, dan juga injeksi modal anak usaha," jelasnya.

Selain itu, perseroan juga akan melaksanakan program pemberian hak opsi saham kepada manajemen dan karyawan perseroan (MESOP), sebanyak-banyaknya dua persen dari modal yang ditempatkan, atau sebanyak-banyaknya 778,04 juta lembar saham, dengan nominal Rp100 per saham.

(ren)