PSSI Diminta Mandiri dan Pemerintah Tak Lagi Intervensi

Suasana Kongres PSSI 2016 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad Ali Wafa

VIVA.co.id – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah memiliki Ketua Umum yang baru, yakni Edy Rahmayadi. Pria yang juga menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu akan memimpin hingga 2020 mendatang.

Dan dengan adanya pimpinan yang baru, federasi tertinggi sepakbola di Tanah Air diminta untuk bisa mandiri. Sebab, PSSI merupakan organisasi yang sudah ada sebelum negara Indonesia berdiri.

"Sepakbola kita umurnya lebih tua dari negara ini. PSSI harus berkembang secara demokratis. Kita pernah menjadi peserta piala dunia saat masih bernama Hindia Belanda, spirit seperti itulah yang harus dilakukan," kata anggota Komisi X DPR RI, Ridwan Hisyam saat di Malang, Kamis 10 November 2016.

Ridwan berpesan kepada Edy agar mampu mempersatukan semua golongan dan meminggirkan kepentingan seglintir kelompok. Seperti diketahui, setiap sehabis kongres, dipastikan akan muncul kelompok-kelompok dalam tubuh keanggotaan PSSI.

"Ketua PSSI terpilih harus mampu mempersatukan semua golongan bukan untuk kepentingan pribadi atau segelintir golongan. Harus tidak ada kepentingan-kepentingan kelompok," harapnya.

Selain itu, kepada Pemerintah dalam hal ini Kemenpora, Ridwan berharap bisa lebih bijak. Karena sebelumnya ada intervensi yang dilakukan pemerintah yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.

"Terlepas dari itu anggota PSSI tidak boleh mementingkan keinginan atau kepentingan sendiri-sendiri. Agar pemerintah tidak kembali mencampuri dan mengintervensi PSSI lagi. Hilangkan kepentingan kelompok yang berujung pada kepentingan bisnis," kata politisi partai Golkar itu.