Saksi Mata Ungkap Detik-detik Tewasnya Fans Klub Mesir

Kerusuhan suporter bola di Mesir
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id - Dunia sepakbola kembali berduka. Sebanyak 30 suporter tewas saat hendak menyaksikan tim kesayangannya bertanding di Liga Primer Mesir, Minggu lalu.

Ke-30 fans nahas itu adalah pendukung klub Zamalek yang hendak menyaksikan pertandingan melawan ENPPI di Cairo’s Air Defense Stadium. Pihak pemerintah Mesir menuding mereka merupakan anggota kelompok garis keras Ultras White Knights (UWK) yang memaksakan diri untuk masuk ke stadion meski tidak memiliki tiket.

Seperti dilansir Arham.org.eg, pihak penyelenggara hanya menyiapkan pertandingan untuk 10 ribu penonton meski kapasitas stadion mampu menampung 30 ribu penonton. Sebanyak 5.000 tiket dijual ke publik dan sisanya didistribusikan klub.

Tumpukan penonton di depan pintu masuk membuat suasana kisruh. Pihak kepolisian lalu menembakkan gas air mata dengan maksud membubarkan kerumunan. Namun, hal ini justru menimbulkan kepanikan dan berujung kepada kematian sejumlah fans.

Salah seorang suporter Zamalek mengisahkan detik-detik tragedi berlangsung. Dia mengaku telah mengantongi tiket yang dibeli dari pasar gelap sebelum datang ke stadion.

Mereka mendapatkannya dengan harga selangit dari calo-calo yang berkeliaran di depan markas Zamalek. Saat itu, dia bersama keponakan dan temannya.

"Saat tiba di depan pintu masuk stadion, kami menemukan kerumunan, dan kami mulai berjalan pelan menuju ke dalam stadion," katanya kepada Ahram.

"Orang-orang di barisan depan menyalakan kembang api dan polisi mulai menembakkan gas air mata untuk memaksa kami menyerahkan diri. Banyak pemuda yang mulai berjatuhan ke tanah saat kami berusaha menjauh dari gas air mata," sambung fans tersebut.

Menurutnya, biasanya pihak keamanan membagi para penonton berdasarkan jenis tiket yang dimiliki-- kelas satu, dua, dan tiga. Namun, saat tragedi berlangsung, prosedur itu tidak dilakukan. "Kali ini tiket diperiksa sebelum masuk ke stadion."

"Ada sejumlah orang yang tidak punya tiket, namun itu normal, karena mereka berharap bisa membeli tiket di pintu masuk stadion," beber saksi mata tersebut. 

Pria yang tidak disebutkan namanya itu menambahkan, dia dan kedua rekannya akhirnya memutuskan untuk balik kanan. Namun, saat tiba di Ring Road, beredar kabar yang menyebutkan bahwa gerbang telah dibuka dan yang punya tiket bisa masuk.

"Jadi kami kembali ke lokasi pertandingan dengan menyelinap masuk dan berdiri di belakang barisan polisi dan tidak tahu kalau ada puluhan orang yang tewas," katanya.

"Meski punya tiket kelas 3, kami duduk di kelas 1. Selama pertandingan kami tidak tahu ada yang tewas, namun penonton yang berada di kelas 3 ada yang berteriak bahwa 16 orang telah tewas dan meminta laga dihentikan. Setelah pertandingan selesai, kami meninggalkan stadion dan kembali ke rumah," tutupnya.

Hingga saat ini jumlah korban tewas masih simpang siur. Kementerian Kesehatan Mesir melansir bahwa 19 fans tewas di luar stadion.

Namun, UWK mengklaim angkanya lebih besar yakni 28 fans. Sedangkan laman Ahram menyebutkan 30 penonton tewas dan puluhan penonton lainnya luka-luka akibat tragedi tersebut.

Ini merupakan tragedi berdarah berikut yang menimpa suporter bola di Mesir. Pada 2012 lalu, kericuhan di Port Side telah menewaskan 70 pendukung Al Ahly. (one)

Baca juga:
Ekspresi Heboh Drogba Lihat Pantai Gading Juara

Takut Lihat Adu Penalti, Striker AS Roma Jadi Bahan Lelucon

Bisa Apa Persib Tanpa Striker Asing di Liga Champions?