5 'Comeback' Fenomenal Sepanjang Sejarah Liga Champions

Reaksi pemain Real Madrid, Cristiano Ronaldo, usai Wolfsburg cetak gol.
Sumber :
  • Reuters / Kai Pfaffenbach

VIVA.co.id - Real Madrid dalam posisi terjepit di perempat final Liga Champions. Itu karena Los Blancos di luar dugaan takluk 0-2 dari tim kuda hitam asal Jerman, VfL Wolfsburg, di Volkswagen Arena di leg 1, pekan lalu.

Kondisi ini membuat tim besutan Zinedine Zidane ini butuh kemenangan dengan skor minimal 3-0 saat tampil di Santiago Bernabeu, Selasa, 12 April 2016 (Rabu dini hari WIB). Misi yang kelihatannya sulit, tapi tak mustahil untuk dilakukan.

Sepanjang era Liga Champions, ada beberapa tim yang mampu melakoni comeback luar biasa, usai kalah di leg 1.

Siapa sajakah mereka? Berikut ulasannya, seperti dilansir situs resmi UEFA:

1. Perempat final Liga Champions 2014/05
Porto 3-1 Bayern Munich, Bayern Munich 6-1 Porto (Bayern lolos agregat 7-4).


Musim lalu, Bayern Munich pernah mengalami kondisi mirip dengan yang dialami Madrid musim ini. Di luar dugaan, FC Hollywood takluk 1-3 di Estadio do Dragao.

Namun, armada Hollywood mengamuk di leg 2. Allianz Arena menjadi saksi comeback luar biasa dari armada Pep Guardiola.

Tak tanggung-tanggung, Porto dihabisi dengan skor telak 6-1. Thiago Alcantara, Jerome Boateng, Robert Lewandowski, Thomas Mueller, dan Xabi Alonso menyumbangkan masing-masing satu gol untuk tuan rumah. Porto hanya bisa membalas lewat aksi Jackson Martinez.



2. Babak 16 besar Liga Champions 2012/13
Olympiacos 2-0 Manchester United, Manchester United 3-0 Olympiacos (MU lolos, agregat 3-2)


MU yang dilatih David Moyes berada dalam kondisi terjepit usai kalah 0-2 di leg 1 dari Olympiacos. Gol Alejandro Dominguez dan Joel Campbell sepertinya membuat harapan Setan Merah di Liga Champions sirna.

Namun, keajaiban terjadi di Old Trafford. Robin van Persie mencetak hattrick pertamanya di ajang Liga Champions, sekaligus membuat misi comeback MU berjalan sempurna.

MU menang 3-0, dan lolos ke perempat final dengan agregat 3-2.

3. Babak 16 besar Liga Champions 2013/14
AC Milan 2-0 Barcelona, Barcelona 4-0 AC Milan (Barca lolos, agregat 4-2)


Barcelona dalam kondisi sulit, usai kalah 0-2 dari AC Milan di San Siro. Gol Kevin-Prince Boateng dan Sulley Muntari seolah-olah sudah menempatkan satu kaki Rossoneri di perempat final.

Namun, Blaugrana tampil menggila di Camp Nou. Dua gol Lionel Messi ditambah masing-masing satu gol dari David Villa dan Jordi Alba, membuat Milan harus tertunduk.

Misi comeback Barca berjalan sempurna. Mereka lolos dengan agregat 4-2.



4. Perempat final Liga Champions 2003/04
Real Madrid 4-2 AS Monaco, AS Monaco 3-1 Real Madrid (agregat 5-5, Monaco lolos, unggul gol tandang)


Madrid dalam kondisi nyaman usai menang 4-2 atas AS Monaco di Santiago Bernabeu. Rasa-rasanya sulit bagi Monaco untuk membalikkan kedudukan di leg 2.

Madrid sepertinya bakal lolos mudah setelah unggul lebih dulu di Stade Louis II, lewat gol Raul Gonzalez. Namun, dua gol dari Ludovic Giuly dan satu gol dari Fernando Morientes menamatkan perjuangan Los Blancos. Madrid tersisih karena kalah gol tandang.

Menariknya, salah satu gol Monaco dicetak oleh Morientes, pemain pinjaman dari Madrid. Sebelumnya di leg 1, dia juga mampu menyumbangkan gol.

"Saya sangat senang dengan kemenangan Monaco. Tapi, saya punya teman-teman di Madrid yang mengalami masa sulit," ujar Morientes saat itu.

5. Perempat final Liga Champions 2003/04
AC Milan 4-1 Deportivo La Coruna, Deportivo La Coruna 4-0 AC Milan (Deportivo lolos, agregat 5-4)


Ini mungkin kisah comeback paling fenomenal sepanjang sejarah. Betapa tidak, Milan mampu unggul 4-1 atas Deportivo saat tampil di San Siro. Dua gol dari Ricardo Kaka, ditambah masing-masing gol dari Andriy Shevchenko dan Andrea Pirlo sepertinya akan menamatkan perjalanan Super Depor.

Tapi, pelatih Deportivo, Javier Irureta, menolak untuk menyerah. "Tentu saja, ini tugas yang sangat kompleks, sulit, dan menantang. Tapi, di sepakbola keajaiban seringkali terjadi. Hal yang mungkin tidak rasional bisa terwujud," katanya.

Irureta membuktikan ucapannya. Riazor menjadi neraka untuk Rossoneri. Gol-gol dari Walter Pandiani, Juan Carlos Valeron, Albert Luque, dan Fran Gonzalez membuat Deportivo mampu menciptakan keajaiban. Mereka melenggang ke semifinal dengan agregat 5-4.